Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awasi Penggunaan KJP, Ahok Tempatkan Intel di Sekitar ATM Bank DKI

Kompas.com - 30/07/2015, 11:30 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memiliki cara sendiri untuk mengawasi penggunaan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Ia sengaja menyebar staf pribadinya di sekitar ATM Bank DKI untuk mengawasi penarikan tunai dana KJP. Hasilnya, selama ini dana KJP banyak disalahgunakan oleh orangtua murid. 

"Saya sengaja taruh staf saya di ATM Bank DKI. Keluar satu bapak-bapak dan dia marah-marah, 'Kurang ajar si Ahok (sapaan Basuki), dulu bisa tarik langsung sejuta, sekarang malahan enggak bisa'," kata Basuki, di Balai Kota, Kamis (30/7/2015).

Kemudian stafnya berpura-pura menjadi orang biasa dan menanyakan masalah yang terjadi kepada bapak itu. Ia menanyakan kegunaan dana KJP yang ditariknya secara tunai.

"Eh, bapaknya jawab kalau uang KJP buat dipakai sama dia. Terus anaknya kalau mau beli tas atau buku, nanti dipikirin lagi biar dicari. Staf saya bilang, KJP itu kan namanya kartu pelajar buat anaknya, eh malah bapaknya bilang lagi, 'Itu kan bisa uangnya kupinjam dulu'. Itu kan konyol banget," kata Basuki. 

Basuki mengatakan, penyalahgunaan dana KJP sudah kerap dilakukan orangtua murid. Bahkan, mereka tak segan menarik tabungan anak-anaknya dalam jumlah besar. Padahal, KJP itu sedianya dialokasikan untuk membeli perlengkapan sekolah.

Sekarang, Basuki membuat kebijakan pembatasan penarikan tunai dana KJP. Bagi siswa SD dibatasi penarikan tunai Rp 50.000 setiap dua minggu serta siswa SMP dan SMA bisa menarik tunai Rp 50.000 setiap minggunya.

"Anak SD cukup enggak uang segitu? Cukuplah. Buat bapak sama emaknya mah enggak cukup. Pokoknya KJP sekarang lebih ketat, kamu enggak bisa tarik kontan lagi," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Megapolitan
Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com