Dalam pertemuan mereka itu, pihak SMP Flora diwakili oleh pengawas kegiatan masa orientasi siswa (MOS), Herson Nainggolan, dan pembina organisasi siswa intra-sekolah (OSIS), Fransiscus. Ketua KPAI Bekasi Syahroni dan komisioner lainnya turut hadir dalam pertemuan itu. KPAI bertanya seputar kegiatan MOS yang dilaksanakan di sekolah itu.
"Kebanyakan dari sekolah itu melakukan orientasi pada akhir Juli. Kenapa di sini dilakukan pada awal Juli?" tanya Syahroni kepada dua perwakilan SMP Flora.
Herson beralasan, banyak kegiatan yang harus dilakukan di sekolah itu. Tidak hanya untuk SMP, kegiatan MOS juga diadakan bagi para siswa SMA yang juga belajar di gedung tersebut. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan MOS SMP didahulukan.
Herson juga mengatakan, pihak sekolah sudah meminta izin Dinas Pendidikan Kota Bekasi untuk mengisi kegiatan masa orientasi itu. Herson berasalan, MOS yang dilakukan oleh pihak sekolah juga sudah sesuai dengan surat edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
"Akan tetapi kan surat edaran itu baru keluar tanggal 24 Juli, sedangkan MOS-nya sudah dari tanggal 6 Juli. Berarti, ini bukan berdasarkan surat edaran," ujar Syahroni.
Herson pun kebingungan menjawab hal itu. Syahroni menyimpulkan, kegiatan MOS memang dilakukan sebelum surat edaran Kemendikbud soal larangan MOS keluar.
Selain itu, Syahroni juga menanyakan soal atribut serta barang bawaan siswa baru.
"Ini kan walau makanan yang mereka bawa mereka makan sendiri, tetapi apa sudah ditanya apakah tidak memberatkan? Apalagi (ada tugas membawa makanan) dengan istilah-istilah yang aneh-aneh, seperti belatung kepanasan, yang ternyata nasi goreng panas," ujar Syahroni.
Herson tersenyum mendengar pertanyaan itu. Dia pun menepuk paha pembina OSIS yang duduk di sebelahnya.
"Mungkin pembina OSIS yang akan jawab," ujar Herson.
"Iya begini, menurut saya, itu tidak memberatkan," ujar Frans.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, jawaban pihak sekolah tampak terbata-bata di awal. Sementara itu, pihak KPAI bertanya dengan lugas dan keras.
Sesekali, Syahroni juga melontarkan candaan kepada pihak sekolah agar tidak perlu tegang dalam perbincangan ini.
"Kita nih ngobrol biasa saja. Kami hanya menggali informasi saja kok, Pak. Apa adanya saja, kan enak. Abis tegang banget sih kelihatannya," ujar Syahroni.
"Iya Pak karena kami kan baru pertama ini mendapat sorotan," ujar Herson.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.