"Saya cuma menyelamatkan surat-surat saja, yang lain terbakar semua," kata Wardana kepada wartawan, Rabu (5/8/2015).
Dengan kondisi begini, dirinya mengaku bingung mencari tempat tinggal lagi. Dana untuk membangun rumah pun tidak dimilikinya. Wardana khawatir dengan kondisi anak-anaknya yang harus ikut mengungsi. Pasalnya, di mushala tidak tersedia tempat MCK.
"Kita kesulitannya cuma air bersih sama buat WC," ujarnya.
Pasalnya, kondisi MCK umum yang ada di sekitar lokasi menjadi tak layak karena ikut terbakar. Wardana mengaku bingung untuk kebutuhan mandi, cuci, dan kakus pasca-kejadian ini.
Sementara itu, terkait kebutuhan makan, para pengungsi sejauh ini mendapat bantuan. "Kita dikasih makan cukup. Ada bantuan dari dinas sosial dan tenda buat warga," ujarnya.
Seperti diberitakan, permukiman di belakang Pasar Gembrong mengalami musibah kebakaran, Selasa malam. Api membakar hebat permukiman tersebut sejak pukul 20.00 sampai pukul 23.30. Kebakaran menghanguskan sekitar 25 bangunan semipermanen. Penyebab kebakaran masih simpang siur, tetapi diduga kuat dari sampah yang dibakar di kolong jembatan.