"Kegiatan MOS sudah kami selidiki bahwa hari pertama dan kedua hanya di kelas. Hari ketiga, mereka hanya mengitari sekolahan yang setelah kami ukur hanya 1,5 kilometer," ujar Daniel ketika dihubungi, Kamis (6/8/2015).
Daniel mengatakan, pihak kepolisian juga telah meminta keterangan dari tiga siswa baru yang satu kelompok dengan Evan saat kegiatan "cinta lingkungan" dilakukan. Mereka semua menyatakan, kondisi Evan sehat dan tidak mengeluhkan apa pun ketika kegiatan itu dilakukan.
Daniel menyatakan, kematian Evan Christoper Situmorang bukan disebabkan kelelahan akibat mengikuti kegiatan MOS. Dia juga mengatakan, Evan dikenal sebagai anak yang hobi bermain futsal.
"Kata teman, dan diakui oleh bapaknya, Evan memang hobi main futsal. Kita tahu sama-sama, main futsal itu gampang (sebabkan) lelah, tetapi memang Evan senang dan sering main itu," ujar Daniel.
Untuk mengungkap kasus ini, pihak kepolisian telah memeriksa 18 saksi. Mereka terdiri dari kepala sekolah, pemimpin MOS, mentor, siswa yang juga mengikuti MOS, orangtua Evan, tetangga Evan, dokter di puskesmas, dan dokter di RS Citra Harapan Indah.
Penyelidikan dilakukan sejak Minggu (2/8/2015) sampai Rabu (5/8/2015) kemarin. Daniel mengatakan, kasus Evan pun tidak akan ditingkatkan ke tahap penyidikan.
Evan Christoper merupakan siswa baru yang mengikuti kegiatan MOS di SMP Flora. Setelah kegiatan itu, kaki Evan biru-biru dan bengkak. Dua minggu setelahnya, Evan meninggal.
Mengenai hal ini, pihak sekolah membantah bahwa kematian Evan akibat kegiatan MOS. Sebab, sekolah diliburkan setelah kegiatan MOS berakhir, atau dua minggu sebelum kematian Evan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.