Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/08/2015, 12:21 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bingung dengan ketidakpuasan Ketua Panitia Khusus (Pansus) Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI terhadap laporan keuangan Pemprov DKI Jakarta tahun 2014, Triwisaksana, atas keterangan Pemprov DKI mengenai pembelian sebagian lahan Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta Barat.

"Sekarang mau enggak puas gimana ya, gimana kamu bisa bilang enggak puas lagi, sih? Beli (sebagian lahan) RS Sumber Waras itu ada di KUAPPAS (Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara) Perubahan 2014 tandatangan antara Gubernur dengan Ketua dan Wakil-Wakil Ketua DPRD," kata Basuki di Jakarta Islamic Center, Koja, Jakarta Utara, Rabu (12/8/2015). 

Dalam KUAPPAS Perubahan 2014 disebutkan salah satu program prioritas yang akan dilaksanakan adalah program kesehatan. Salah satunya membeli sebagian lahan RS Sumber Waras.

Basuki mengatakan, di dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 40 Tahun 2014 disebutkan pembelian lahan di bawah 5 hektar bisa langsung dilakukan. Selama bersertifikat dan menggunakan harga appraisal (taksiran). DKI membeli sebagian lahan RS Sumber Waras seluas 3,8 hektar.

"Kalau soal sertifikat gimana? Sertifikat kan dia tanya saja ke BPN (Badan Pertanahan Nasional). Kalau ada yang mengaku punya sertifikat lain, BPN terima enggak? Bisa saja sertifikat palsu," kata Basuki. 

Sebelumnya, Triwisaksana atau yang akrab disapa Sani, mengaku bingung mengapa DKI membeli lahan di belakang RS Sumber Waras dengan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tanah di depan lahan RS Sumber Waras. 

Ada dua nilai NJOP di Sumber Waras yang berada di Jalan Kayi Tapa, Jakarta Barat, yakni Rp 20 juta di bagian depan dan Rp 7 juta di bagian belakang. Sementara itu, lahan yang dibeli oleh DKI melalui Dinas Kesehatan berada di bagian belakang dengan nilai Rp 7 juta saja. Namun DKI membayar harga NJOP senilai Rp 20 juta.

"Seharusnya NJOP di Jalan Kyai Tapa Rp 20 juta dan di bagian dalam Rp 7 juta. Tetapi DKI beli tanah bagian belakang dengan harga Rp 20 juta. Jadi, Dinkes beli tanah itu senilai Rp 20 juta," katanya. 

Tim Pansus DPRD berencana melakukan kunjungan ke lokasi lahan yang akan dibangunkan RS Kanker dan Jantung di Sumber Waras, Jakarta Barat itu. Karena, saat rapat pansus berlangsung, eksekutif tidak membawa serta denah wilayah RS Sumber Waras yang dibeli oleh pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

Megapolitan
Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Megapolitan
Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Megapolitan
Pemprov DKI Larang 'Study Tour', Korbankan Pengalaman Anak

Pemprov DKI Larang "Study Tour", Korbankan Pengalaman Anak

Megapolitan
PSI Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta

PSI Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta

Megapolitan
Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Megapolitan
Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Megapolitan
Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Megapolitan
Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Megapolitan
Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com