Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Datang dari Jauh, Pengunjung Kecewa Ternyata Monas Tutup

Kompas.com - 17/08/2015, 12:39 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengunjung Monumen Nasional (Monas) kecewa karena tidak diperbolehkan masuk ke tempat wisata tersebut. Meskipun hari ini merupakan hari libur nasional yang bertepatan dengan HUT ke-70 Republik Indonesia, ternyata Monas tutup. Setiap hari Senin, kawasan Monas memang ditutup untuk umum. 

Rizky Rahmat (48), warga Bekasi, mengaku tidak mengetahui aturan tersebut. Ia yang datang bersama istri serta dua anaknya terpaksa gigit jari. Baru mau masuk pagar Monas, mereka sudah dihadang oleh petugas keamanan Unit Pengelola (UP) Monas.

"Saya baru mau masuk sudah ditanya sama satpamnya, 'Mau kemana, Pak?'. Saya bilang saja mau ke Monas, eh dibilangin kalau Monasnya tutup setiap hari Senin. Saya mana tahu aturan itu," kata Rizky kepada Kompas.com, di lapangan IRTI Monas, Senin (17/8/2015).

Tak mau sia-sia, akhirnya Rizky mengajak keluarganya tetap piknik di kawasan Monas. Ia mengajak istri serta kedua anak laki-lakinya duduk di perkarangan di samping pagar Monas. Kemudian istrinya terlihat mengeluarkan berbagai bekal makanan yang sudah dibawanya.

Di satu sisi, Rizky mengaku kecewa karena tidak bisa membawa anak-anaknya mendengarkan suara Presiden Soekarno membacakan teks Proklamasi di dalam Monas. Namun di sisi lain, ia mengaku senang karena anak-anaknya tidak menangis ketika batal berwisata di Monas.

"Ya sudahlah mau gimana lagi. Seharusnya sih ada pemberitahuan dari jauh-jauh hari dari pengelola kalau hari Senin libur. Biar kita juga enggak capek-capek datang ke sini," kata karyawan perusahaan swasta tersebut. 

Pengunjung lainnya yang terlanjur datang, Abdul (35), meminta pengelola membuka sebagian kawasan Monas. Sama halnya dengan Rizky, Abdul juga tidak mengetahui peraturan tempat wisata tersebut tutup setiap hari Senin.

"Kenapa tidak dibuka setengahnya? Setengahnya lagi, Monas bagian Utara yang berhadapan dengan Istana ditutup. Kasihan kan anak saya sudah merengek minta ke sini dari tadi Subuh," kata warga Kebon Baru tersebut. 

Sementara itu, seorang warga asal Bojong, Bogor, Jauhari (42) langsung mengajak anak dan suaminya makan di kawasan Lenggang Jakarta. Sama halnya seperti pengunjung lainnya, Jauhari ditolak masuk kawasan Monas oleh satpam UP Monas.

"Daripada ke sini enggak dapat apa-apa, sudah jauh-jauh pula. Naik KRL paling pagi sama anak-anak. Niat pertama mau nonton upacara di Istana, tapi kayaknya enggak bisa, jadinya ke Monas. Eh ternyata Monas juga ditutup," kata Jauhari. 

Pantauan Kompas.com, satpam UP Monas yang menjaga pagar lapangan IRTI Monas, sisi Selatan, Timur, Barat, dan Utara menanyakan maksud kedatangan ke Monas. Hanya pihak tertentu yang dapat masuk ke dalam kawasan Monas. Seperti pegawai negeri sipil (PNS) DKI yang mengikuti apel HUT ke-70 RI serta awak media yang mengenakan kartu identitas lengkap.

Kawasan Monas Senin ini terlihat lebih padat dibanding hari sebelumnya. Perkarangan di lapangan IRTI Monas jadi tempat pengunjung untuk bersantai dan melepas penat karena tidak bisa masuk kawasan tersebut.

Kebanyakan, mereka membuka bekal yang dibawa dari rumah, bercengkerama, serta ada pula yang berfoto bersama.

Kemudian, parkir motor di depan Lapangan IRTI Monas juga terlihat berjejer rapi di sana. Tak hanya itu, para pedagang kaki lima (PKL) yang tidak bisa masuk kawasan Monas, terlihat menjajakan dagangan mereka di depan pagar Lapangan IRTI Monas. 

UP Monas diketahui menjalankan kebijakan menutup kawasan wisata tersebut setiap hari Senin. Hal ini dilakukan untuk perawatan dan pemeliharaan tugu, lift dan taman di Monas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com