Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/08/2015, 18:46 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Rumah Sakit Sumber Waras Abraham Tedjanegara sempat menyampaikan perbandingan harga tanah yang dibeli PT Ciputra Karya Utama dengan yang dibeli Pemerintah Provinsi DKI. Hal tersebut disampaikannya saat menerima kunjungan anggota DPRD DKI Jakarta di RS Sumber Waras, Grogol, Jakarta Barat, Rabu (19/8/2015).

Abraham menjelaskan, pada 2013, PT Ciputra Karya Utama membeli lahan milik mereka dengan harga di atas nilai jual obyek pajak (NJOP) tanah yang ditetapkan di lokasi tersebut.

"Pada waktu dibeli Ciputra, harganya Rp 15 juta. Waktu itu, NJOP-nya Rp 12 juta," kata Abraham. (Baca: RS Sumber Waras Bantah Jual Lahan karena Dekat dengan Ahok)

Abraham menyebut NJOP lahan yang dibeli mengacu ke NJOP yang ada di kawasan Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta Barat, walaupun lahan tersebut akses jalannya berada di Jalan Tomang Utara. (Baca: Diam-diam, KPK dan BPK Periksa Ahok soal Lahan RS Sumber Waras)

Saat itu, kedua pihak memasukkan klausul apabila lahan tidak bisa diubah peruntukannya, jual beli otomatis dibatalkan. Hal tersebut terbukti pada sekitar Mei 2014.

Saat ini, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama menyatakan tidak akan memberikan izin perubahan peruntukan untuk lahan yang dibeli oleh Ciputra itu. (Baca: Ini Alasan Pemprov DKI Ingin Punya RS Kanker Sendiri)

Akhirnya Ahok, sapaan Basuki, memberikan penawaran kepada RS Sumber Waras untuk membeli lahan tersebut. Namun, tidak seperti PT Ciputra Karya Utama, Abraham menyebut saat itu Ahok menawarkan harga standar sesuai yang ada di NJOP.

"Akhirnya, dia bilang mending kami saja yang beli dengan harga sesuai NJOP. Waktu itu, NJOP-nya Rp 20 juta (per meter persegi)," tutur Abraham. (Baca: BPK Permasalahkan NJOP Sumber Waras, Ini Pembelaan Pemprov DKI)

Selain harus melepas harga sesuai dengan NJOP, Abraham menyebut RS Sumber Waras juga harus menanggung semua biaya administrasi, mulai dari biaya notaris, pajak jual beli, termasuk menghapus nilai bangunan yang ada di atas lahan yang dibeli.

"Pada awalnya, kami memasang harga bangunan Rp 25 miliar. Tetapi, oleh ibu pemilik bilang, 'Bram, kita bantu Pemprov DKI'. Akhirnya, setelah melewati proses negosiasi, diputuskan nilai bangunan akhirnya dihapus," kata Abraham. (Baca: Djarot: Kalau Dewan Katakan Tak Ada Persetujuan, Lucu Wong Ada Tanda Tangannya)

Seperti diberitakan, Badan Pemeriksa Keuangan menyatakan, pembelian lahan di RS Sumber Waras oleh Pemerintah Provinsi DKI pada tahun 2014 terindikasi merugikan negara.

Hal itu disampaikan dalam laporan hasil pemeriksaan BPK terhadap laporan keuangan Provinsi DKI tahun 2014. Salah satu hal yang dipermasalahkan oleh BPK adalah harga tanah yang dinilai tidak sesuai NJOP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Megapolitan
RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Megapolitan
Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Megapolitan
'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

"Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

Megapolitan
Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Megapolitan
Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Megapolitan
Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Megapolitan
Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Megapolitan
Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Megapolitan
Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Megapolitan
Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Megapolitan
Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Megapolitan
Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com