Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal mengatakan, sejak dua minggu menempati kamar indekos, mereka selalu dimarahi Suprapti. Bahkan, menurut pengakuan GG dan TA, Suprapti tak segan-segan memarahi mereka di hadapan orang lain.
"Mereka merasa dipermalukan, dari awal ngekos selalu dimarahi, bahkan di depan penghuni lain," kata Iqbal di Mapolrestro Jakarta Selatan, Senin (7/9/2015).
Menurut pengakuan, Suprapti memarahi mereka atas hal-hal kecil. Misalnya, keran air kamar mandi tidak ditutup, kamar indekos kotor, hingga karena menghabiskan makanan. Namun, karena terlalu sering dimarahi, mereka pun kesal.
"Menurut pengakuan mereka, tiap hari dimarahi, hampir setiap jam. Namun, Suprapti tidak memarahi mereka atas masalah ekonomi," ujar Iqbal.
Tidak tahan karena terus dimarahi, Kamis (3/9/2015), dua orang itu lalu membunuh Suprapti. Mereka menggunakan gunting untuk menusuk perut dan punggung wanita itu.
Mereka juga menggunakan batu bata untuk memukul kepala Suprapti. Setelah membunuh, sejoli itu kabur dengan menumpang bus ke kampung GG di Majalengka.
Awalnya, identitas keduanya tidak diketahui karena mereka baru menempati kamar indekos selama 15 hari. Namun, belakangan diketahui bahwa TA meninggalkan sebuah tas yang berisi ijazah dan KTP.
Dari situlah polisi menelusuri jejak mereka. Keduanya ditangkap pada Sabtu (5/9/2015) malam di Desa Wanajaya, Majalengka, Jawa Barat. Saat ini, mereka masih ditahan dan diperiksa di Mapolrestro Jaksel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.