Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Sketsa Rencana Pembunuhan Suprapti yang Dibuat Sejoli GG dan TA

Kompas.com - 07/09/2015, 14:56 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - GG (21) dan TA (18), sejoli pembunuh ibu kosnya, Suprapti (59) diduga telah merencanakan pembunuhan tersebut. Hal ini dibuktikan dari ditemukannya beberapa lembar sketsa rencana pembunuhan wanita itu.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal mengatakan, di tempat kejadian perkara (TKP), penyidik menemukan tiga lembar kertas folio bergaris yang menunjukkan rencana pembunuhan Suprapti. Dari sana diketahui, mereka telah merencanakan pembunuhan nenek satu cucu itu sejak Selasa (1/9/2015) lalu.

"Ada tiga kertas, di kertas pertama ditulisi 'gatot' alias gagal total. Di kertas kedua juga gatot, rencana terakhir ditulisi 'fix strategi kita'. Ketiga kertas itu ditinggal di TKP," kata Iqbal di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Senin (7/9/2015).

Menurut pengakuan GG dan TA, gagalnya kedua rencana awal mereka karena situasi rumah yang tidak memungkinkan untuk membunuh. Sebab, rumah saat itu dalam kondisi ramai.

"Gagal karena penghuni kos yang lain sudah pulang. Makanya baru dilakukan hari Kamis, padahal sudah sejak Selasa mereka merencanakan pembunuhan," kata Iqbal.

Saat ini, kepolisian masih harus membuktikan tulisan dalam sketsa tersebut apakah identik dengan tulisan tangan GG ataupun TA. Makanya tulisan sketsa dan sampel tulisan GG dan TA akan diperiksa dulu di Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri.

"Secara pengakuan memang identik, tetapi harus dibuktikan secara scientific, makanya harus diperiksa oleh Puslabfor dulu," ujar Iqbal.

Diketahui, GG dan TA membunuh Suprapti pada Kamis (3/9/2015) sore lalu di kediaman wanita paruh baya itu. Mereka menggunakan gunting dan batu bata. Setelah membunuh, sejoli itu kabur dengan menaiki bus ke kampung GG di Majalengka.

Awalnya, identitas keduanya tidak diketahui karena mereka baru menempati kamar kos selama 15 hari. Namun, belakangan diketahui TA meninggalkan sebuah tas yang berisi ijazah dan KTP.

Dari situlah polisi menelusuri jejak mereka. Mereka ditangkap pada Sabtu (5/9/2015) malam di di Desa Wanajaya, Majalengka, Jawa Barat. Saat ini mereka masih ditahan dan diperiksa di Mapolrestro Jaksel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com