Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Dukung Kejaksaan Usut Dugaan Korupsi di Dinas Kebersihan

Kompas.com - 07/09/2015, 19:22 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mendukung langkah kejaksaan untuk mengusut tuntas dugaan korupsi di Dinas Kebersihan.

Kejaksaan Negeri Jakarta Barat tengah mengusut empat kegiatan proyek pengadaan dan pemasangan perangkap sampah di sungai atau kali yang berada di wilayah Jakarta Barat. Proyek tersebut menggunakan anggaran tahun 2013 dan diduga merugikan negara sebesar Rp 12 miliar. 

"Enggak apa-apa, kalau memang benar, ya tangkapin saja. Jaksa sudah ngomong itu kok," kata Basuki di Balai Kota, Senin (7/9/2015). 

Dugaan tindak pidana korupsi itu dilakukan pada masa pemerintahan Joko Widodo bersama dirinya sebagai Wakil Gubernur.

Meski demikian, ia membantah telah lalai mengawasi hal tersebut. Basuki mengatakan, penyusunan anggaran tahun 2013 tidak menggunakan e-budgeting sehingga sulit mengawasi ratusan ribu mata anggaran itu.

DKI mulai menyusun anggaran dengan sistem e-budgeting mulai tahun 2014. Saat itu, Basuki mengaku masih kerap "dimainkan". "Kami masih dikadalin, sampai di ujung (tahun), baru kami masukin (e-budgeting)," kata Basuki. 

Tahun 2013 lalu, lanjut dia, pernah ada "permainan" di Dinas Kebersihan, yakni anggaran pengadaan truk sampah yang tiba-tiba menghilang. Oleh karena itu, Basuki memaksakan penyusunan anggaran menggunakan sistem e-budgeting.

"Kami contek Pemkot Surabaya dan manggil orang Surabaya datang kemari karena sistem e-budgeting yang pertama bikin baik itu Surabaya, dari zaman Pak Bambang DH wali kota-nya," kata Basuki. 

Kegiatan proyek pengadaan dan pemasangan perangkap sampah di sungai atau kali ini berada di Cengkareng Drain, Kali Mookervart, Kamal, Angke, Sekretaris, Grogol, Pesanggrahan, Sodetan Kali Sekretaris, Cideng, dan Angke Grogol.

Diduga proyek ini, juga telah dilakukan mark up atau penggelembungan harga untuk setiap item pekerjaan. Pejabat pembuat komitmen berinisial BD diduga secara sengaja tidak mencantumkan rincian harga untuk setiap pekerjaan.

Ketika dikonfirmasi, Kepala Seksi Intel Kejaksaan Negeri Jakarta Barat Teguh Ananto membenarkan instansinya tengah menyelidiki kasus dugaan korupsi ini.

"Sementara ini masih dugaan, sudah sekitar 10 saksi kami periksa. Dugaan kasus korupsi ini menggunakan APBD 2013," kata Teguh.

Di dalam proyek ini, juga terdapat empat rekanan proyek yang melaksanakan proyek. Dalam penyelesaian pekerjaan untuk empat proyek ini, semua pekerjaan belum selesai dikerjakan oleh pihak rekanan sampai dengan batas waktu penyelesaian pekerjaan sesuai dengan kontrak, yaitu 20 hari kerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com