JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang hewan kurban di kawasan Jakarta Selatan, mematok harga jual yang lebih rendah daripada tahun lalu. Penurunan harga jual mencapai 30 persen.
Abeto (45) mengatakan, jika tahun lalu sapi dengan berat 400 kilogram dijual dengan harga Rp 16 juta - Rp 18 juta, maka pada tahun ini sapi yang didatangkan dari Bima, Nusa Tenggara Barat itu hanya laku dijual Rp 14 juta.
"Dikasih harga kayak tahun lalu enggak ada yang berani. Ya sudah dilepas dengan harga segitu," ujar Abeto di tempatnya berjualan di Jalan TB Simatupang, Rabu (9/9/2015).
Pria yang sudah 20 tahun berjualan hewan kurban ini pun hanya bisa pasrah. Ia berharap menjelang hari raya, harga sapinya bisa dikerek naik.
Hal serupa juga dialami oleh Yeni (24) yang menjual sapinya dengan harga yang lebih rendah daripada tahun lalu. Sapi dengan bobot 500 kilogram dijualnya dengan harga Rp 20 juta. "Padahal tahun lalu bisa Rp 25 juta. Belum laku kalau pasang harga segitu. Orang pada menawar jadinya Rp 20 juta," ujar wanita berjilbab ini.
Tahun ini, Yeni menjual 99 ekor sapi dan 5 ekor kerbau. Ia memperkirakan, turunnya harga jual ternaknya dipengaruhi juga oleh nilai tukar rupiah atas Dollar Amerika Serikat yang sedang turun.
"Mungkin karena dollar naik juga ya. Atau bisa juga karena masih jauh lebarannya," kata dia.
Lain halnya, Rahmat (40), penjual hewan kurban lainnya menuturkan, omset dagangannya sempat mengalami penurunan pada tahun lalu. Ini karena adanya larangan memotong hewan kurban di sekolah.
"Padahal yang banyak beli kurban itu sekolah. Bisa delapan ekor satu sekolah. Sempat turun waktu itu. Tapi tahun ini dengar-dengar sudah boleh lagi, jadi semoga naik lagi (omzetnya)," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.