Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopaja Maut di Jalur Transjakarta

Kompas.com - 17/09/2015, 13:48 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jalur transjakarta di Warung Buncit, Mampang, Jakarta Selatan menelan korban. Di jalur tersebut bus kopaja jurusan Kampung Melayu - Ragunan menabrak pengendara sepeda motor, Gunawan (43) dan Lilis (38) hingga tewas, Rabu (16/9/2015) siang.

Kepala Subdit Pendidikan dan Rekayasa Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Ipung Purnomo mengatakan peruntukan jalur transjakarta merupakan konteks yang sudah jelas.

"Intinya sudah jelas kan jalur yang dilewati salah. Apalagi angkutan umum yang bukan peruntukannya untuk masuk jalur busway," kata Ipung kepada Kompas.com di Jakarta, Kamis (17/9/2015). (Baca: Pengakuan Sopir Kopaja yang Tewaskan Suami Istri di Buncit)

Namun, banyak dari sopir kopaja tidak menaati rambu-rambu tersebut. Hampir semua sopir kopaja dianggap keras dan mau menang sendiri.

"Sopir kopaja ini kan pada ngeyel, masuk-masuk jalur busway. Jadi apa pun situasi dan kondisi apa pun jangan melintas di jalurnya. Akibatnya bisa kecelakaan seperti ini," kata Ipung.

Dari banyak kasus tabrakan kopaja, banyak dari sopir diketahui tidak disiplin terhadap aturan. Mereka juga banyak sebagai sopir tembak.

"Sopir kopaja ini kan, mohon maaf, kasarannya hari ini dia narik majikan si A, dia melakukan  tindak pidana, dia keluar kemudian pindah ke B, dan terus-terusan gitu. Enggak ada rasa tanggung jawabnya," kata Ipung.

Peringatan

Dari kasus kecelakaan tersebut, Ipung menilai perlu tindakan tegas dari aparat penegak hukum. Tindakan tersebut untuk menimbulkan efek jera.

"Kita harus berikan efek jera. Kalau dia sering melakukan pelanggaran, ya kita usulkan untuk bisa dicabut SIM-nya dan sanksi hukum diperberat," kata Ipung.

Namun kebijakan pencabutan surat izin mengemudi (SIM) tersebut masih dikaji. Apalagi tindakan seperti pembolongan SIM untuk pengendara yang menabrak sudah tidak diperbolehkan lagi oleh undang-undang. (Baca: Suami Istri yang Tewas Tertabrak Kopaja Habis Pulang Cairkan Dana KJP Anaknya)

Kepala Dinas Perhubungan dan Trasnportasi DKI Jakarta Andri Yansyah menjelaskan akan memberikan sanksi tegas pada unit bus kopaja yang terlibat kecelakaan kemarin.

Sebab, bus Kopaja tersebut merugikan orang lain hingga menyebabkan kematian bagi pasangan suami-istri di Buncit, Jakarta Selatan. "Kalau untuk kopaja itu kita stop operasinya," kata Andri.

Menurut dia, Dishub sudah membuat tim untuk mengidentifikasi pelanggaran yang dibuat oleh operator angkutan umum di Jakarta. Jika disimpulkan terdapat kesalahan, maka akan diberikan peringatan dan sanksi.

Sertifikasi

Angkutan umum yang ugal-ugalan di Ibu Kota bukan barang baru. Tentu, ini merupakan cerminan dari sopir tersebut. Andri mengatakan pihaknya tengah melakukan pendekatan dengan akan memberikan pelatihan kepada sopir dan mekanik angkutan umum.

Pelatihan sekaligus pendidikan tersebut bergandengan dengan salah satu perusahaan otomotif. (Baca: Sopir Kopaja yang Tewaskan Suami-Istri di Buncit Jadi Tersangka)

"Sekarang saya minta ada 200 sopir, dari organda ada, kopaja ada dan metronmini untuk beretika pengemudi itu sendiri," kata Andri.

Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan bukan hanya pendidikan dan pelatihan, harus ada sertifikasi setelah itu. Sehingga para pengemudi angkutan umum terjamin kualitasnya.

"Kita berharap semua awak kendaraan harus memperoleh sertifikasi. Kita mengharapkan bukan hanya pemerintah tetapi juga pihak sawasta, dalam hal ini ATPM," kata Shafruhan.

Sertifikasi tersebut juga harus bekerjasama dengan Direkrorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya dan Dishub dan Transportasi DKI Jakarta. Sehingga sopir tersebut bisa jelas kualitasnya. "Tetapi harus didukung dengan kendaraan standar minimun," kata Shafruhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com