Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendataan Kawasan Kumuh di Jakarta Selesai Akhir Oktober

Kompas.com - 08/10/2015, 06:48 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendataan kawasan kumuh yang ada di seluruh Jakarta diperkirakan akan selesai akhir bulan Oktober ini. Jika pendataan selesai, maka pembenahan kawasan kumuh menjadi kawasan layak huni dapat segera dilakukan.

"Akhir Oktober ini akan disampaikan data kawasan kumuh. Ini saya lagi nunggu. Mungkin minggu terakhir," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, di Balai Kota, Rabu (7/10/2015).

Menurut Djarot, dari hasil pendataan tersebut, akan terlihat permukiman mana saja yang harus mengalami perbaikan sanitasi dan penyediaan air bersihnya, atau pun yang sudah harus dipindahkan ke rumah susun.

“Ini membutuhkan data yang akurasinya tepat. Jadi tunggu pemetaan yang sudah dilakukan oleh teman-teman di kelurahan dan kecamatan,” ujar mantan Wali Kota Blitar ini.

Pemerintah Provinsi DKI menargetkan Ibu Kota sudah harus bebas dari kawasan kumuh paling lambat pada 2019. Untuk mencapai target tersebut, pada akhir Agustus lalu, seluruh lurah diminta untuk segera melakukan pendataan kawasan-kawasan kumuh yang ada di wilayahnya.

Selain itu, Pemprov DKI juga telah mengadakan kerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan menata kawasan kumuh melalui pencanangan program 100-0-100.

Data terakhir yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada 2012 terdapat 309 kawasan kumuh di Jakarta.

"Kami sudah meminta lurah-lurah untuk melakukan pendataan kawasan kumuh di lingkungan masing-masing, kemudian melaporkannya kepada wali kotanya," kata Deputi Gubernur DKI bidang Permukiman dan Kependudukan Syahrul Effendi di Balai Kota, Rabu (26/8/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com