Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Dakwaan soal Keterlibatan Komisi E dalam Kasus UPS, Ini Komentar Lulung

Kompas.com - 30/10/2015, 11:54 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPRD DKI Abraham "Lulung" Lunggana berkomentar mengenai keterlibatan mantan Ketua Komisi E Firmansyah dan anggota Komisi E Fahmi Zulfikar dalam kasus korupsi pengadaan uninterruptible power supply (UPS).

Lulung mengatakan dia memanggil Firmansyah beberapa kali sebelum paripurna pengesahan APBD-Perubahan 2014.

Untuk diketahui, Lulung ketika itu juga merupakan koordinator komisi E.

"Hasil pembahasan (APBD-P 2014) itu tidak pernah dilaporkan ke saya, tanggal 11 Agustus 2014 saya minta tolong supaya Pak Firman ketemu saya untuk melapor. Kemudian tanggal 12 Agustus 2014 satu hari sebelum paripurna, saya minta lagi kepada Pak Firman untuk ketemu. Tapi dia masih enggak mau ketemu, saya enggak tahu alasannya apa," ujar Lulung ketika dihubungi, Jumat (30/10/2015).

Sampai akhirnya, sidang paripurna pengesahan APBD-P 2014 berlangsung pada 13 Agustus 2014.

Karena tidak mendapat laporan lengkap mengenai APBD-P 2014, khususnya mengenai program kegiatan yang berkaitan dengan Komisi E, Lulung memutuskan untuk tidak menghadiri paripurna tersebut.

Dia juga tidak menandatangani draft pembahasannya. Meski seharusnya, koordinator komisi membubuhkan tanda tangan.

"Tanggal 13 karena Firman masih belum laporan sama saya, saya mengambil sikap politik saya dong. Saya tidak hadir dalam paripurna. Oleh karenanya hard copy pembahasan itu saya tidak menandatangani. Karena saya takut, saya takut terjadi apa-apa," ujar Lulung.

"Ternyata terjadi nih sekarang UPS, ya kan. Allah sudah berikan petunjuk kepada saya saat itu untuk tidak tanda tangan. Saya tidak menandatangani dan berita acaranya itu saya tahan," tambah dia.

Mengenai surat dakwaan yang menyebut Firmansyah dan Fahmi Zulfikar mendapatkan fee 7 persen dari pagu anggaran pengadaan UPS, Lulung mengaku tidak tahu hal ini.

Dia tidak tahu ada anggota Komisi E yang menerima fee dari salah satu program kegiatan DKI.

"Karena dakwaan itu ditujukan kepada Fahmi dan Firmansyah ya saya ga berhak, saya ga tau, dan saya jadi ga bisa dong bicara, apakah mereka terima (uang) atau tidak. Karena saya enggak tahu," ujar Lulung.

Dalam sidang kasus dugaan korupsi pengadaan UPS di Pengadilan Tipikor, Kamis (29/10/2015), Jaksa Tasjrifin MA Halim menyatakan Ketua Komisi E DPRD DKI HM Firmansyah dan anggotanya, Fahmi Zulfikar Hasibuan, mengarahkan agar proyek pengadaan UPS ke APBD Perubahan 2014.

Hal itu diungkap Jaksa Tasjrifin saat membacakan dakwaan terhadap Kepala Seksi Prasarana dan Sarana Sudin Pendidikan Menengah Kota Jakarta Barat Alex Usman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com