Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi di Bekasi Tewas, Diduga akibat Diberi Antibiotik

Kompas.com - 01/11/2015, 18:42 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Falya Rafani (1) tewas ketika menjalani pengobatan di Rumah Sakit Awal Bros, Bekasi, Minggu (1/11/2015).

Ayah Falyaa, Ibrahim (36) menduga anaknya meninggal karena kelalaian dokter atau malpraktik di rumah sakit tersebut.

Ibrahim mengatakan, tidak sembarangan menuduh pihak rumah sakit lalai.

Dia pun menceritakan proses pengobatan Falya di rumah sakit itu.

"Awalnya anak saya sakit muntah dan buang air besar terus. Masuk ke RS Awal Bros hari Rabu (28/10/2015).  Kata dokter, anak saya dehidrasi ringan dan diinfus. Mereka juga berikan obat penurun demam," ujar Ibrahim ketika dihubungi, Minggu (1/11/2015).

Ibrahim senang karena keesokan harinya, kondisi Falya sudah lebih baik. Falya sudah mulai mau makan dan terlihat ceria. Padahal, sebelumnya Falya tidak mau makan apapun.

Masih pada hari yang sama, kata Falya, dokter kembali memeriksa kondisi Falya. Ibrahim mengatakan, dokter yang memeriksa Falya bernama Yeni.

"Dokter bilang kalau ada apa-apa temui di klinik. Pukul 12.30 WIB sempat saya tinggal pergi. Pukul 15.30 WIB saya kembali ke rumah sakit, anak saya sudah kehilangan kesadaran," ujar Ibrahim.

Kondisi fisik Falya sudah berbeda. Perut Falya kembung, tubuhnya muncul bercak merah, bibirnya membiru, dan mulut Falya berbusa.

Belakangan, Ibrahim mengetahui bahwa sekitar pukul 13.00 WIB, infus Falya diganti dengan antibiotik.

Ibrahim mengatakan, sebelumnya tidak ada penjelasan kenapa infus putrinya harus diganti dengan antibiotik. Selain itu juga, Falya belum dilakukan skin test.

Panik melihat kondisi Falya, Ibrahim langsung mencari pertolongan.

"Saya panggil dokter, pertama mereka cuma periksa dengan stetoskop dan enggak balik-balik lagi. Setelah itu saya marah-marah. Baru kemudian diperiksa oleh dokter jaga dan dua perawat dengan seksama. Mereka baru sadar kalau anak saya kritis," ujar Ibrahim.

Ibrahim mengatakan, dirinya, dokter, dan perawat langsung panik. Dokter dan perawat sibuk memasang oksigen dan pengukur detak jantung. Ibrahim sempat melihat ada perawat yang ingin menyuntikan obat penurun panas.

"Tapi tidak jadi setelah saya cegah. Detak jantung enggak ada gini mau disuntikkan Sanmol. Setelah itu baru mereka pasang alat bantu dan segala macam," ujar dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com