Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oknum TNI Protes Saat Dirazia di Mangga Besar

Kompas.com - 03/11/2015, 22:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pada Senin (2/11/2015) malam, cekcok mulut terjadi saat kepolisian dari Polsektro Tamansari menggelar operasi cipta kondisi di Tamansari. Seorang pria berinisial RPA yang sedang berjalan kaki tampak gusar di dalam kerumunan polisi.

RPA yang bertubuh besar ini meluapkan amarahnya kepada petugas. Aparat mencurigai, RPA dalam pengaruh narkoba. RPA terlihat teler dan berjalan sempoyongan.

Polisi melakukan penggeledahan terhadap dirinya. Namun, RPA sewot dan semakin berang.

"Saya ini anggota TNI!" teriak RPA kepada puluhan polisi di lokasi. Adapun semua kanit dari Polsektro Tamansari dan 70 personel polisi diterjunkan langsung dalam operasi Cipta Kondisi tersebut.

Petugas pun tak menggubris amarah dari RPA itu. Mereka tetap melakukan pemeriksaan dan menemukan alat isap sabu di dalam tasnya.

"Ngapain sih periksa-periksa, saya ini anggota. Jangan diperlakukan seperti ini," kata RPA.

Polisi pun mencoba menggiring RPA ke Mapolsektro Tamansari. Namun, RPA melakukan perlawanan.

"Buat apa dibawa? Sudah saya bilang, saya ini anggota," ungkap RPA, tetapi tak mengeluarkan tanda identitasnya.

Suasana semakin memanas. Puluhan polisi berupaya keras menyeret RPA. Ia dibawa secara paksa dan diperiksa lebih lanjut.

Usai pemeriksaan, Kapolsektro Tamansari AKBP Suwarno yang memimpin operasi tersebut menuturkan bahwa RPA memang merupakan oknum TNI.

RPA diketahui berpangkat serka dengan nomor registrasi pusat 21000131310779 dari Kesatuan Kompi Markas Den Mabes AD di Jalan Veteran, Jakarta Pusat.

Barang bukti yang diamankan polisi dari oknum TNI itu antara lain 8 cangklong pengisap sabu, 5 korek api gas, 2 ponsel, 1 botol air mineral yang dipasangi sedotan, dan 1 sedotan untuk menuang sabu.

"Langkah-langkah yang kami lakukan adalah segera membawanya ke Mapolsektro Tamansari, berkoordinasi dengan Koramil untuk mengecek kebenaran identitas karena yang diamankan ini tak membawa kartu identitas," kata Suwarno.

Sedang nge-fly

Suwarno menambahkan, pihaknya juga melakukan tes urine terhadap RPA serta pemeriksaan lebih lanjut.

Kanit Reskrim Polsektro Tamansari Kompol Guruh Chandra menyatakan bahwa RPA dalam kondisi fly atau setengah sadar saat penangkapan. Di dalam bong yang disita dari tangan RPA juga terdapat sisa sabu.

"Dia (RPA) nyolot saat kami amankan, marah-marah kelihatan lagi fly, habis pakai sabu," pungkas Guruh. (Andika Panduwinata)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com