Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepada Manajemen Go-Jek, DPRD Ingatkan Bisnis Tak Boleh "Tricky"

Kompas.com - 16/11/2015, 13:59 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPRD DKI Jakarta Muhammad Sanusi menduga manajemen Go-Jek tidak transparan ketika mulai menjalin kontrak dengan pengemudi.

Hal ini terlihat dari reaksi pengemudi yang menggelar demo karena subsidi dikurangi.

"Dalam bisnis ini enggak boleh tricky. Mungkin saja orang-orang ini enggak tahu dari awal kalau mereka disubsidi. Kalau sekian banyak yang protes, itu namanya sudah tricky," ujar Sanusi di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Senin (16/11/2015).

Sanusi mengatakan pengemudi tidak mungkin protes jika sudah mengetahui sejak awal sistem subsidi ini. Mereka akan siap ketika tiba-tiba pihak manajemen mengurangi subsidinya.

Seharusnya, biaya seragam, jaket, serta atribut juga disepakati sejak awal ketika pengemudi mulai bekerja.

Menurut Sanusi, pengemudi pasti akan merespons tegas jika ada perbedaan sistem, apalagi yang berdampak langsung pada pendapatan mereka.

Sanusi juga mengatakan seharusnya manajemen menganggap pengemudi mereka sebagai sebuah aset yang harus dijaga, bukan sekadar objek bisnis.

Kata Sanusi, manajemen akan membuat kebijakan jangka panjang yang menguntungkan pengemudi jika menganggap mereka sebagai aset.

Para pengemudi Go-Jek menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor PT Go-Jek Indonesia di Jalan Kemang Selatan, Jakarta Selatan, Senin (16/11/2015).

Aksi ini untuk memprotes kebijakan pemotongan sebesar Rp 40.000 terhadap honor pengemudi.

Manajemen diketahui memotong honor untuk biaya seragam, jaket dan atribut. Para pengemudi menilai tindakan tersebut telah melanggar kesepakatan.

Dalam aksinya, para pengunjuk rasa membawa serta sejumlah poster. Di antaranya bertuliskan "Go-Jek seruput nyawa drivernya sedikit demi sedikit", "banyak maling nih di kantor, dan "Go-Jek karya anak bandit".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pekerja Ini Lebih Setuju Program DP 0 Persen Dikaji Ulang daripada Gaji Dipotong Tapera

Pekerja Ini Lebih Setuju Program DP 0 Persen Dikaji Ulang daripada Gaji Dipotong Tapera

Megapolitan
Pj Wali Kota Bogor Imbau Orangtua Tidak Mudah Percaya Calo Saat Pendaftaran PPDB 2024

Pj Wali Kota Bogor Imbau Orangtua Tidak Mudah Percaya Calo Saat Pendaftaran PPDB 2024

Megapolitan
KASN Terima Dua Laporan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Supian Suri

KASN Terima Dua Laporan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Supian Suri

Megapolitan
Soal Tapera, Karyawan Swasta: Mending Pemerintah Perbaiki Administrasi Pencairan BPJS Ketenagakerjaan Dulu

Soal Tapera, Karyawan Swasta: Mending Pemerintah Perbaiki Administrasi Pencairan BPJS Ketenagakerjaan Dulu

Megapolitan
Penjual Konten Video Pornografi Anak di Telegram Patok Tarif Rp 200.000

Penjual Konten Video Pornografi Anak di Telegram Patok Tarif Rp 200.000

Megapolitan
Jual Video Porno Anak via Telegram, Pria Asal Sumenep Ditangkap Polisi

Jual Video Porno Anak via Telegram, Pria Asal Sumenep Ditangkap Polisi

Megapolitan
Iuran Tapera sampai Pensiun, Karyawan Swasta: Siapa yang Mau Cicil Rumah 30 Tahun?

Iuran Tapera sampai Pensiun, Karyawan Swasta: Siapa yang Mau Cicil Rumah 30 Tahun?

Megapolitan
Kekesalan Ketua RT di Bekasi, Tutup Akses Jalan Warga yang Dibangun di Atas Tanahnya Tanpa Izin

Kekesalan Ketua RT di Bekasi, Tutup Akses Jalan Warga yang Dibangun di Atas Tanahnya Tanpa Izin

Megapolitan
Pemetaan TPS pada Pilkada DKI 2024 Pertimbangkan 4 Aspek

Pemetaan TPS pada Pilkada DKI 2024 Pertimbangkan 4 Aspek

Megapolitan
Orangtua Calon Siswa Diwanti-wanti Tak Lakukan Kecurangan Apa Pun pada PPDB Kota Bogor 2024

Orangtua Calon Siswa Diwanti-wanti Tak Lakukan Kecurangan Apa Pun pada PPDB Kota Bogor 2024

Megapolitan
Tak Masalah Pendapatan Dipotong Tapera, Tukang Bubur: 3 Persen Menurut Saya Kecil

Tak Masalah Pendapatan Dipotong Tapera, Tukang Bubur: 3 Persen Menurut Saya Kecil

Megapolitan
Polisi Usut Dugaan TPPO dalam Kasus ART Lompat dari Lantai 3 Rumah Majikan

Polisi Usut Dugaan TPPO dalam Kasus ART Lompat dari Lantai 3 Rumah Majikan

Megapolitan
Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Megapolitan
Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya 'Driver', demi Allah

Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya "Driver", demi Allah

Megapolitan
KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com