Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uber: Kami Bukan Perusahaan Transportasi

Kompas.com - 21/11/2015, 10:12 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Di kalangan masyarakat umum di Jakarta, Uber lebih dikenal sebagai layanan transportasi mirip taksi yang bisa dipesan melalui aplikasi di telepon pintar.

Pandangan ini dipahami manajemen Uber sebagai pandangan yang berbeda dengan apa yang ingin mereka tuju saat melebarkan sayapnya di Jakarta.

"Uber itu lebih kepada inovasi teknologi. Asal mula ide Uber itu karena ada pendiri kami yang hadir dalam sebuah konferensi di hotel di Paris, beberapa tahun lalu," kata juru bicara Uber Indonesia, Karun Arya, Jumat (20/11/2015).

"Saat itu sudah malam dan tidak ada taksi. Muncul ide, gimana kalau bisa pesan mobil keren, langsung datang, cuma lewat satu sentuhan di handphone kita," tambah Karun.

Karun juga memahami, di Jakarta, penilaian beberapa kalangan terhadap Uber adalah lebih kepada layanan transportasi yang disebut sebagai "Uber Taksi".

Dia menjelaskan, bisnis Uber sama sekali bukan bisnis transportasi, melainkan bisnis teknologi.

Lantas, bagaimana menyikapi kenyataan di lapangan yang melihat Uber sebagai sebuah bentuk layanan transportasi?

Karun menekankan, ada peran yang berbeda antara pelaku bisnis layanan transportasi dan pelaku bisnis teknologi.

Dia mencontohkan melalui perusahaan taksi di Indonesia. Semua regulasi dan aturan-aturan tertentu sudah diatur sedemikian rupa agar kendaraan yang disebut sebagai taksi bisa beroperasi secara resmi.

Sementara itu, di Uber, manajemen hanya sebagai pihak ketiga melalui aplikasi, menyalurkan keinginan konsumen yang ingin menyewa kendaraan dari si penyewa, yaitu pemilik rental mobil.

Dalam hal ini, diakui Karun, belum ada regulasi yang jelas di Indonesia khusus tentang inovasi teknologi dan aplikasi seperti itu.

"Industri taksi dan industri mobile application adalah dua hal yang berbeda. Industri mobile application yang dijalani Uber adalah industri baru dan masih belum ada regulasinya di sini," tutur Karun.

Berkaca pada pengalaman Uber beroperasi di luar negeri, salah satunya di Filipina, Karun melanjutkan, pemerintah Filipina sudah memiliki aturan jelas tentang bisnis mobile application.

Dia pun berharap bisa bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk mendukung adanya regulasi khusus seperti itu.

"Prinsipnya, kami terbuka dan bersedia untuk bekerja sama dengan pemerintah mengembangkan industri baru ini. Inovasi teknologi pasti berkembang terus. Kami menawarkan teknologi itu untuk dikembangkan di Indonesia," ujar Karun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kuasa Hukum dan Keluarga Pegi Kecewa Tak Diundang Polisi ke Pra-rekonstruksi

Kuasa Hukum dan Keluarga Pegi Kecewa Tak Diundang Polisi ke Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Kuasa Hukum Bantah Pegi Pakai Nama Samaran “Robi’ dan “Perong”

Kuasa Hukum Bantah Pegi Pakai Nama Samaran “Robi’ dan “Perong”

Megapolitan
Kaesang Pangarep dan Istrinya ke Tangerang, Nonton 'Baku Hantam Championship'

Kaesang Pangarep dan Istrinya ke Tangerang, Nonton "Baku Hantam Championship"

Megapolitan
Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com