Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Ada yang Nekat Berenang bersama Ikan Mati di Pantai Ancol

Kompas.com - 01/12/2015, 14:02 WIB
Dian Ardiahanni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah ikan mati masih tampak mengambang di Pantai Ancol, Jakarta Utara. Meski begitu, masih ada yang berenang di pantai tersebut.

Seperti Tari yang datang dari Cileungsi, Jawa Barat, dia bersama suami dan tiga anaknya sejak pagi sudah tiba di Pantai Ancol. Mereka memang berniat untuk main di pantai.

"Tadi pas mau berenang, saya lihat ada beberapa ikan, kepiting, dan udang yang mati," ujar Tari (26) saat ditemui di Pantai Ancol, Selasa (1/12/2015).

Namun, Tari memutuskan untuk tetap berenang karena menganggap kondisi air masih layak.

"Biar ada ikan mati, tetapi kan yang penting enggak ada sampah. Airnya juga kelihatannya bersih," kata Tari.

Ia sebenarnya sudah mengetahui bahwa ada ribuan ikan mati mengambang di Pantai Ancol. Namun, dia sudah telanjur janji pada anak-anaknya.

Selain Tari, ada pula Rahman (32), yang juga ikut berenang. Rahman mengatakan, dirinya juga sempat melihat ikan mati saat tiba di tepi pantai.

"Saya lihat ada beberapa ikan mati, tetapi enggak masalah, cuma baunya aja yang ganggu," ucap Rahman.

Berbeda dengan Tari, Rahman mengaku baru mengetahui adanya kematian ikan di Pantai Ancol.

Umumnya, warga yang berenang di Pantai Ancol tidak menghiraukan dampak dari limbah yang sebelumnya membuat puluhan ribu ikan mati itu. Mereka beranggapan, cukup dengan mandi, cara itu bisa membersihkan kotoran setelah mereka berenang.

Sebelumnya, Senin (30/11/2015), sekitar 750 kilogram ikan ditemukan mati di sepanjang Pantai Ancol.

Menurut pantauan Kompas.com, jumlah ikan mati telah berkurang. Bau anyir cukup menusuk hidung. Beberapa petugas kebersihan terlihat masih mengangkut ikan mati yang tergenang di tepi pantai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com