Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluh Kesah Ahok Batal Jadi Narasumber pada Hari Antikorupsi Sedunia

Kompas.com - 10/12/2015, 17:17 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merasa heran tentang pembatalan dirinya menjadi salah seorang narasumber dalam peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Bandung.

Basuki heran mengapa hanya dirinya yang dibatalkan menjadi narasumber.  "Misalnya Sudirman Said (Menteri ESDM), dia juga dapat penghargaan gratifikasi dan dia juga diplot jadi pembicara. Tapi tidak dibatalin," kata Basuki, di Balai Kota, Kamis (10/12/2015). 

Basuki sedianya dijadwalkan menjadi narasumber bersama Sudirman Said.

Basuki mengatakan, seharusnya dia menjadi seorang kepala daerah yang dapat berbagi pengalaman dalam hal pencegahan gratifikasi dan korupsi. Termasuk pengalamannya dalam hal pelaporan harta kekayaan melalui LHKPN.

Provinsi DKI Jakarta, kata dia, merupakan provinsi pertama di Indonesia yang memaksa pejabatnya hingga eselon IV untuk melaporkan LHKPN.

"Enggak ada (provinsi) lain yang lakukan itu. Maka pengalaman inilah yang saya diundang (KPK) untuk ceritakan," kata Basuki. 

Selain itu, Basuki mengaku rutin melaporkan harta kekayaannya melalui LHKPN sejak tahun 1999 lalu.

"Nah, tiba-tiba kasarnya tanda kutip, saya tidak boleh tampil. Padahal dibilangnya, acara itu untuk membagikan pengalaman LHKPN, eh saya kok dibatalkan? Padahal, Sudirman Said dan semua enggak dibatalkan," kata Basuki. 

Basuki tidak mengetahui apakah pembatalan itu terkait kasus pembelian lahan RS Sumber Waras. Bahkan, Basuki menengarai ada oknum pimpinan KPK yang berniat mengkriminalisasi dirinya.

"Saya enggak tahu, tapi pembatalan itu ada tulisan masukan dari pimpinan KPK, pimpinan yang mana saya enggak tahu. Nah soal saya dapat penghargaan, enggak bisa ngehindar dia," kata Basuki.

Basuki pun tidak menghadiri peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia di Bandung untuk menerima penghargaan. Dia memilih fokus membahas KUA-PPAS 2016 bersama Badan Anggaran DPRD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com