Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Ahok Bentak Ibu yang Mengadu soal KJP

Kompas.com - 14/12/2015, 10:58 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan alasannya membentak seorang ibu yang mengadu perihal Kartu Jakarta Pintar (KJP) pada Kamis (10/12/2015) lalu.

"Kami lagi cek. Prinsipnya dia sudah mengakui kalau dia menarik kontan KJP," kata Basuki di Balai Kota, Senin (14/12/2015). 

Padahal, lanjut dia, kini KJP sudah tidak bisa ditarik tunai lagi. KJP hanya dapat digunakan secara non-tunai atau tap melalui alat electronic data capture (EDC).

Menurut Basuki, toko yang mencairkan dana KJP juga bermain sehingga Basuki mengatakan bakal mengkaji masalah itu lebih lanjut.

"Kalau perlu, kami lapor sekali. Jadi, banyak sekali toko itu jualan duit lebih untung dibanding jualan barang," kata Basuki. 

Sebab, lanjut dia, ibu itu juga memberi "komisi" sebesar 10 persen untuk toko tersebut. "Toko ini jualan duit dapat 10 persen, itu kejahatan. Yang main-main kayak gitu, kami akan coret (KJP-nya)," kata Basuki.

Basuki sebelumnya memarahi perempuan bernama Yusri Isnaeni. Perempuan itu mencegat Basuki yang baru mengikuti rapat Badan Anggaran DPRD DKI.

[Baca: Dua Ibu Bertanya Dana KJP Tak Bisa Ditunaikan, Ahok Malah Marah]

"Bukan cuma toko yang maling. Ibu juga maling. Catat namanya, periksa, penjarain saja dia," kata Basuki ketus sambil terus menunjuk-nunjuk Yusri dan seorang rekannya. 

Sementara itu, Yusri mengaku hanya berniat bertanya kepada Basuki perihal pencairan dana KJP. Sebab, menurut Yusri, KJP memang tidak bisa dicairkan. 

Yusri mengaku mencairkan dana KJP di toko di Pasar Koja, Jakarta Utara. Toko tersebut yang meminta Yusri mencairkan dana KJP.

Yusri mengatakan, dana KJP itu akan dia gunakan untuk membeli perlengkapan putrinya.

"Kata tokonya kalau mau belanja seragam sekolah harus dicairkan dulu uangnya. Kok malah saya yang disalahkan Pak Gubernur, saya hanya menyampaikan keluhan saya. Tolong atas nama anak saya, jangan dicabut KJP-nya, kalau dicabut Pak Gubernur keterlaluan banget, mau menang sendiri," kata Yusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com