Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Penumpang Tidak Titipkan Barang Berharga di Bagasi Pesawat

Kompas.com - 06/01/2016, 20:52 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Sejumlah penumpang di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, mengaku sudah paham bagaimana penempatan barang saat akan menaiki pesawat.

Sebagian besar penumpang memilih untuk membagi barang bawaannya, dengan kategori barang berharga yang dibawa masuk ke dalam kabin dan barang biasa yang menurut mereka tidak masalah ditaruh di bagasi.

"Barang-barang kayak handphone, gadget, yang penting-penting juga kayak charger, selalu saya bawa di tas kecil. Kalau yang masuk bagasi paling cuma baju sama pakaian dalam, jadi kalau kebanting enggak apa-apa," kata salah satu penumpang, Dennis (34) kepada Kompas.com di Terminal 2F, Rabu (6/1/2016).

Dalam bayangan Dennis, barang yang sangat dihindari masuk ke bagasi pesawat selain alat elektronik adalah makanan dalam bentuk apapun.

Dennis memiliki pengalaman saat naik pesawat tahun lalu, barang di koper miliknya terkena basah akibat cairan dari makanan yang dia bawa.

"Waktu itu pernah bawa coklat kegencet-gencet kayaknya, terus lumer jadi kena baju belepotan," tutur Dennis.

Penumpang lainnya, Lukas (28), tidak mempermasalahkan ada atau tidaknya gembok di koper miliknya selama bepergian dengan pesawat.

Dia mengaku belum pernah kehilangan barang sehingga menurut dia tidak perlu menambah gembok pada kopernya, terlebih barang bawaan yang masuk ke bagasi pesawat bukan barang-barang yang biasa dicuri.

"Kan enggak mungkin sikat gigi, sabun, shampo saya diambil juga? Kalau diambil, enggak apa-apa, deh. Yang penting HP, dompet, saya pegang sendiri, enggak di bagasi," ujar Lukas.

Berbeda dengan Lukas, Stefanny (25) yang sempat melihat berita soal sindikat pencurian barang penumpang di Bandara Soekarno-Hatta jadi mulai menggembok kopernya ketika akan pergi dengan pesawat.

Meski barang di koper yang masuk ke bagasi hanya ada pakaian dan buku, dia tetap tidak ingin ada porter yang mencuri barang miliknya itu.

"Porter itu kan kita enggak bisa pilih, ya. Mereka kerjanya di dalam, kita tinggal kasih sama terima koper saja pas sampai lokasi. Makanya saya gembok saja, biar aman dan enggak kebuka-buka," ucap Stefanny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Megapolitan
Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Megapolitan
Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Megapolitan
Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari 'Beban Mental'

Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari "Beban Mental"

Megapolitan
Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Sopir JakLingko Ugal-ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Megapolitan
Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di Km 39 Tol Cijago Depok

Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di Km 39 Tol Cijago Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com