Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu Korban Ledakan di Starbucks, Petugas Satpam Ini Dimaki-maki Teroris

Kompas.com - 15/01/2016, 06:55 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Wiwin Hermawan, satpam di Gedung Skyline di Jakarta Pusat, sempat bertatap muka dengan pelaku teror bom Jakarta, Kamis (14/1/2016).

Wiwin sedang membopong pelanggan Starbucks yang mengalami luka di bagian kaki setelah ledakan pertama yang memporak-porandakan kedai kopi tersebut.

Dua pelaku teror yang berada di sisi luar pagar Gedung Skyline kemudian mengacungkan senjata dan memaki-maki.

"Dimaki-maki dengan ucapan kasar kemudian disuruh pergi," ujar Wiwin saat menyampaikan kesaksiannya kepada sejumlah pihak kepolisian di lokasi kejadian, Kamis sore.

Saat memberi kesaksian, Wiwin terlihat masih trauma. Pada bajunya masih tersisa noda darah. Tidak lama kemudian, ia dibawa ke dalam Gedung Skyline.

Wiwin menuturkan pelaku tersebut kemudian melompati pagar dan melepaskan tembakan ke pelanggan Starbucks yang merupakan warga negara asing. WNA itu sedang berada dekat kolam seberang lobi utama gedung.

Pada saat bersamaan, pelaku lainnya juga melepas tembakan kepada warga negara asing lainnya di area parkir mobil yang terletak di depan Starbucks.

Di lokasi tersebut terdapat dua mobil yang mengalami kerusakan. Satu Sirion putih rusak di sisi kiri terutama di pintu penumpang.

Satpam bernama Ihwani mengatakan mobil itu rusak akibat ledakan granat.

Pada satu mobil lainnya, Livina silver, terdapat lubang seperti bekas tembakan baik di jendela maupun di pintu pada sisi kiri mobil.

"Saat terjadi ledakan saya langsung mengevakuasi orang-orang yang berada di dalam Starbucks. Seram sekali meski tidak melihat langsung pelakunya, rasanya trauma, bingung bagaimana mengungkapkannya. Apalagi Pak Wiwin yang melihat langsung pelaku," tutur Ihwani.

Ihwani mengutip keterangan temannya sesama satpam yang mengatakan pelaku lainnya sempat mencoba masuk ke suatu restoran cepat saji waralaba Amerika Serikat yang berada di Gedung Sarinah, letaknya di seberang Gedung Skyline.

"Tetapi ia dicurigai oleh satpam di sana lalu dibawa ke Pos Polisi. Tidak lama kemudian terjadi ledakan juga di Pos Polisi," ungkap Ihwani. Ucapannya belum dapat dikonfirmasi ke pihak kepolisian.

Sementara itu, seorang karyawan di Burger King, restoran yang berhimpitan dengan Starbucks, menggambarkan kepanikan saat terjadi baku tembak.

"Waktu ada ledakan pertama di dalam masih biasa saja, mikirnya itu hanya bunyi tabrakan mobil. Saat itu saya sedang membuat burger. Tetapi setelah ada ledakan kedua dan ada baku tembak yang akhirnya membuat panik. Semua sudah berhamburan keluar dan menjauh dari lokasi, takut kena peluru nyasar," kata karyawan yang minta namanya tidak disebut itu.

Kesaksian lainnya datang dari salah satu tukang ojek yang biasa mangkal di depan Gedung Bawaslu. Ali, mengaku sedang berbincang dengan tukang ojek lainnya saat terjadi ledakan pertama di Starbucks.

Awalnya, ia mengira itu hanya ledakan elpiji di salah satu restoran. Namun, tidak lama kemudian terjadi ledakan di pos polisi di perempatan Sarinah.

"Saat itu saya tidak sempat lihat pelaku karena suasana sudah kacau dan panik sekali. Saya sempat mengarahkan ornag-orang dan kendaraan di dekat situ untuk menjauh dari lokasi ledakan," jelas Ali.

"Ada salah satu korban yang sedang menyeberang jalan mengalami luka-luka dan langsung dibawa sama istri saya ke Puskesmas Kebon kacang," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com