Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinas Pendidikan Depok Tarik Buku yang Dilaporkan Nusron sejak November

Kompas.com - 21/01/2016, 16:41 WIB
DEPOK, KOMPAS.com — Dinas Pendidikan Kota Depok memastikan untuk menarik semua buku TK yang meresahkan seperti yang diungkapkan Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid, Rabu (20/1/2016) lalu.

Penarikan buku TK yang meresahkan itu sudah dilakukan pada November 2015 lalu dan dipastikan tidak ada lagi buku seperti itu yang dipakai di 385 TK, PAUD, dan kelompok bermain di Depok.

Hal itu dikatakan Kepala Bidang Pendidikan Non-Formal dan Informal (PNFI) Dinas Pendididikan Depok, Dadang Supriatna, kepada Warta Kota, Kamis (21/1/2016).

Menurut Dadang, buku TK itu hanya ditemukan di satu TK di Depok, yakni di TK Semai Benih Bangsa Baiturahman, di Cilodong, Depok, Jawa Barat.

"Sudah kita tarik sejak November 2015 lalu. Jumlahnya 175 buku dalam 35 jilid untuk 35 siswa TK di sana. Satu jilid ada lima buku sehingga totalnya ada 175 buku," kata Dadang.

Menurut Dadang, buku yang dianggap berbau radikal itu bukanlah buku wajib, melainkan buku tambahan yang sifatnya inisiatif TK tersebut.

"Kami pastikan saat ini tidak ada lagi buku seperti itu di Depok. Jika GP Anshor menganggapnya berbau radikal, kami melihatnya ini tidak pantas saja diberikan ke siswa TK. Kami tidak berani bilang kalau buku ini ajarkan paham radikal," kata Dadang.

Dadang menuturkan, buku yang tak pantas bagi siswa TK Itu merupakan buku panduan belajar membaca bagi siswa taman kanak-kanak.

Buku itu merupakan karya Nurani Mustain dan dicetak pertama kali tahun 1999. Buku tersebut sudah 80 kali dicetak pada 2008. Sampai 2015 ini, buku itu sudah mengalami pencetakan sebanyak 167 kali.

"Kami akan terus lakukan pengawasan agar buku seperti ini tidak lagi beredar di Depok," kata Dadang.

Pengawasan, kata Dadang, dilakukan di 385 TK, PAUD, dan kelompok bermain yang ada di wilayah Kota Depok. (Baca: GP Ansor Temukan Radikalisme di Buku TK )

Seperti diberitakan, Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid meminta Kemendikbud untuk menarik sejumlah buku pelajaran TK yang mengajarkan nilai-nilai radikalisme.

Di dalam buku tersebut, terselip kata-kata seperti "bom", "rela mati bela agama", dan lain-lain.  (Budi Sam Law Malau)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com