Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Rusun: Memang Orang Kaya Doang yang Boleh Punya Mobil?

Kompas.com - 10/02/2016, 12:55 WIB
Dian Ardiahanni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tak semua warga Rumah Susun (Rusun) Penjaringan, Jakarta Utara, menyetujui Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Nomor 111 Tahun 2014 tentang Mekanisme Penghunian Rumah Susun Sederhana Sewa.

Dalam peraturan itu disebutkan bahwa rusun yang ada di DKI Jakarta hanya diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Artinya, mereka yang memiliki mobil sedianya bisa dicabut izin tinggalnya di rusun. (Baca: Penghuni Rusun Miliki Mobil, Izin Menghuni Akan Dicabut)

Seorang warga Rusun Penjaringan, Ompong (40), menilai kurang tepat apabila penghuni rusun yang memiliki mobil harus dicabut izin tinggalnya.

"Ya, kan enggak semua orang yang punya mobil di sini sudah dari dulu. Ada juga yang baru punya pas di tengah-tengah usahanya," ujar Ompong saat ditemui Kompas.com di Jakarta, Rabu (10/2/2016).

Menurut dia, tidak mungkin seorang penghuni rusun harus memarkir mobil mereka di luar area tempat tinggal.

Pendapat senada disampaikan warga Rusun Penjaringan lainnya. Pria yang enggan disebutkan namanya ini menilai bahwa aturan itu tidak relevan.

Ia berpendapat, tidak semua penghuni yang memiliki mobil adalah orang kaya. (Baca: Cerita Rusun Marunda dan Ratusan Penghuni Bermobil...)

"Rata-rata mereka kan belinya kredit. Kalau orang kaya mah sudah beli cash, tinggalnya di rumah mewah. Memang orang kaya doang yang boleh punya mobil," ucap dia.

Ia menambahkan, kebanyakan penghuni Rusun Penjaringan adalah warga yang bekerja di tempat pelelangan ikan.

Berbeda dari dua penghuni rusun sebelumnya, Andi (35) menilai aturan itu tepat untuk diterapkan.

Ia menilai tidak pantas jika warga yang memiliki mobil menetap di rusun. "Kalau punya mobil kurang pantas tinggal di sini. Ini mah buat kelas bawah. Kalau yang punya mobil tinggalnya ya di apartemen," ucap Andi.

Menurut dia, sudah sejak lama ditemukan penghuni rusun yang memiliki mobil. Namun, Andi mengaku tidak mengenal penghuni rusun yang memiliki mobil tersebut.

Pantauan Kompas.com, memang tampak beberapa mobil dengan berbagai merek, seperti Daihatsu Xenia, Daihatsu Ayla, dan Toyota Innova, diparkir di area Rusun Penjaringan.

Ada sekitar 15 kendaraan roda empat yang diparkir di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com