Dia dihadapkan pada dua pilihan sulit yang harus segera dia ambil. Di satu sisi, ada partai politik kuat bernama PDI-P yang dia yakini sedang mendekatinya. Ahok, sapaan Basuki, yakin bahwa partai berlambang banteng itu akan mengusung dirinya bersama dengan Djarot Syaiful Hidayat, orang yang menjadi wakilnya kini, dalam Pilkada DKI tahun 2017.
Di sisi lain, ada Teman Ahok yang sudah berjuang mengumpulkan KTP untuk Ahok. Komunitas Teman Ahok ingin agar putra Belitung itu maju lewat jalur independan.
Mengikuti Teman Ahok dianalogikan Ahok seperti naik bus. Namun naik bus saat ada mobil mewah terparkir di depan rumah dan siap untuk mengantarnya juga
Buah simalakama itu pun ada di tangan Ahok. Tinggal pilih, memakannya atau tidak. Apapun pilihannya, semua ada risikonya.
Ahok kemudian mengakhiri dilemanya dengan memilih Teman Ahok.
"Makanya, saya ngomong. Anak-anak Teman Ahok ini pintar ngomong juga, tahu enggak. Aku bilang, 'Hei aku kalau sama PDI-P kan udah dapat mobil lengkap nih dikasih Ibu (Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI-P), tinggal naik sampai ke kampung berikutnya, kota berikutnya. Kalau sama kalian kan naik bus enggak jelas nih,'" ujar Basuki.
"Mereka bilang apa coba? Kata mereka, 'Kalau naik bus bisa bareng-bareng, Pak. Kalau naik mobil mewah kan kita enggak bisa ikut.' Pintar juga mereka ngomong. Ya sudah, ikut naik bus sajalah, gitu ceritanya," kata Ahok tentang pertimbangannya sebelum membuat keputusan.
Bukan hanya Ahok
Namun banyak yang lupa bahwa buah simalakama itu bukan hanya untuk Ahok. Selama beberapa saat, Djarot Syaiful Hidayat sempat mengalami hal yang sama. Di satu sisi, Djarot mengaku merasa senang bekerja sama dengan Ahok.
Djarot yang dikenal tidak banyak berbicara dalam melakukan pekerjaannya diakui Ahok sebagai mitra yang baik. Terkait Pilkada, Djarot berterima kasih karena Ahok terus menyebutnya sebagai calon wakil gubernur idaman pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Ya, terima kasih dong," kata Djarot di Balai Kota, akhir Februari lalu terkait pujian Ahok itu.
Secara pribadi, Djarot mengaku cocok bekerja sama dengan Ahok. Ia menyebut Ahok dengan dirinya saling melengkapi satu sama lain.
"Kalau saya bekerja dengan orang, jangan hanya melihat kelemahannya, tetapi dari sisi kelebihan yang kita maksimalkan," kata Djarot.
Namun keinginan Ahok dan Djarot untuk terus bekerja sama terhalang kondisi politik. Teman Ahok mengizinkan Djarot mendampingi Ahok hanya jika Djarot mau keluar dari partai.