Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Lebih Senang Kasus RS Sumber Waras Dibawa ke Pengadilan

Kompas.com - 17/03/2016, 06:05 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bicara blak-blakan soal kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras di acara Mata Najwa, yang ditayangkan Metro TV, Rabu (16/3/2016) malam.

Menurut Basuki, dia tidak terganggu dengan persoalan itu. Basuki justru bersyukur karena kasus itu bisa membuktikan sesuatu kepada masyarakat.

"Kasus Sumber Waras membuktikan, saya orang bersih, jalan dalam nama Tuhan. Persepsi pandangan orang kan pasti berbeda, publik punya persepsi, tidak ada pejabat yang jujur," kata Basuki kepada host Mata Najwa, Najwa Shihab.

Baca: Ini Respons Ahok Tanggapi Praperadilan Kasus RS Sumber Waras

Basuki pun memberikan argumennya. Menurut dia, sejak awal rencana pembelian sebagian lahan Rumah Sakit Sumber Waras, telah jelas tercantum di Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) untuk pembangunan di bidang kesehatan.

Dia malah mempertanyakan apa dasarnya Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana menyebutnya berbohong tentang hal itu.

"Lulung (sapaan Abraham) buta huruf gitu, ya. Di KUA-PPAS sudah jelas, beli sebagian lahan Rumah Sakit Sumber Waras, tidak ada prioritas pendidikan, UPS itu tidak ada. Dia bohong, saya punya dokumennya, KUA-PPAS itu dia yang tanda-tanganin, lengkap di sana," tutur Basuki.

Baca: KPK Tak Penuhi Panggilan, Sidang Praperadilan Kasus Sumber Waras Ditunda

Basuki juga mempertanyakan hasil audit KPK terkait pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras yang belum ia dapatkan sampai saat ini.

"Audit BPK ada masalah dong, sampai KPK bilang enggak ada bukti. Yang audit siapa, ya Komisi III (DPR)," ujar Basuki.

Dia juga mengaku, lebih suka kasus Rumah Sakit Sumber Waras dibawa ke pengadilan. Hal itu dikarenakan semuanya akan dibuka secara gamblang.

"Sampai hari ini, belum ada tanda-tanda hasil audit ada kerugian negara. BPK mau minta KPK audit investigasi lagi? Saya sih lebih senang bawa saja ke pengadilan," ucap Basuki.

Kompas TV Sumber Waras, Nilai Kerugian Negara Terbesar - AIMAN eps 46 bagian 3
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com