Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penetapan Admin Grup Whatsapp Go-Jek jadi Tersangka Provokasi

Kompas.com - 24/03/2016, 20:02 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pengemudi ojek "online" Go-Jek ditetapkan sebagai tersangka provokasi kericuhan yang terjadi antara pengemudi Go-Jek dengan sopir taksi Selasa Kemarin.

Tersangka YS (23) ditetapkan sebagai tersangka karena terbukti menyebarkan dan mengajak pengemudi Go-Jek lainnya melalui media whatsapp untuk melakukan sweeping terhadap pengemudi taksi di wilayah Jakarta barat.

Berikut kronologi penetapan tersangka YS dalam kasus kericuhan antara pengemudi Go-Jek dengan sopir taksi oleh Polres Metro Jakarta Barat.

Pada Selasa (23/4/2016) sekelompok sopir taksi melakukan aksi unjuk rasa menuntut pembubaran angkutan berbasis "online" Uber dan Grab Car. Dalam aksi unjuk rasa tersebut diduga sekelompok sopir taksi telah melakukan aksi kekerasan terhadap driver ojek online.

Tersangka YS melihat adanya pengemudi Go-jek yang mengalami tindak kekerasan oleh sopir taksi melalui berita di televisi. Melihat kejadian tersebut YS selaku admin grup aplikasi whatsapp "GOJEK JAKARTA BERSATU" mengirimkan pesan tertulis dan pesan suara di dalam grup yang isinya untuk berkumpul dan mengajak melakukan sweeping dengan membawa parang.

Maksud dan tujuan YS membuat pesan di grup whatsapp tersebut untuk mengajak rekan rekannya yang berada di dalam grup tersebut untuk merapat dan membalas perlakukan sopir taksi.

YS dan ke 17 temannya sebelumnya ditetapkan sebagai saksi. Namun dari bukti dan saksi yang telah diperiksa, hanya YS yang terbukti melakukan provokasi.

YS ditangkap di daerah Jakarta Barat, Rabu (23/3/2016). (Baca: Pengemudi Go-Jek Jadi Tersangka Provokator "Sweeping" Sopir Taksi)

Karena perbuatan tersebut, pelaku dikenakan dengan sangkaan pasal 28 ayat 2 Jo Pasal 25 Ayat 2 UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE dan atau Pasal 160 KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama enam tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com