Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Ahok Pilih Jalur Perseorangan, tetapi Terima Dukungan Partai?

Kompas.com - 28/03/2016, 13:19 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, dinilai tidak sepenuhnya percaya diri dengan keputusannya untuk maju dalam pilkada mendatang melalui jalur perseorangan atau independen.

Hal itu terlihat dari sikapnya yang terbuka untuk menerima dukungan sejumlah partai politik, seperti Hanura dan Nasdem, yang sudah menyatakan dukungan secara terbuka.

"Pilih (jalur) perseorangan tidak nyaman, parpolnya juga begitu. Ahok (sapaan Basuki) harusnya jelas. Perkara ada partai mendukung saya, monggo, sinergi dengan DPRD nanti. Ini kan Ahok di perseorangan juga bimbang. Ahok mengayun-ayun. Tidak percaya diri," kata peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Profesor Siti Zuhro kepada Kompas.com, Senin (28/3/2016).

Menurut Siti, langkah yang ditempuh Basuki kini membingungkan. Dia juga menilai, sikapnya yang membiarkan partai politik mendukungnya secara terbuka sebagai bentuk ketidakpercayaan terhadap relawan Teman Ahok.

Dari pengamatan Siti, Basuki terlihat masih meragukan kemampuan relawan Teman Ahok untuk mendapatkan dukungan masyarakat dari akar rumput atau grass root.

Sementara itu, dari pengalaman pilkada selama ini, partai politik memiliki peran besar dalam menjaring dukungan masyarakat yang termasuk dalam akar rumput.

"Harusnya kalau mau terima dukungan parpol, nanti setelah terpilih. Sebagai kepala daerah yang perlu bersinergi dengan anggota dewan daerah, bukannya sekarang. Kalau mau perseorangan, dari awal harusnya sudah tegas begitu, jangan bimbang," tutur Siti.

Sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta pada pilkada mendatang, Basuki sudah menyatakan diri untuk maju secara independen bersama bakal calon wakilnya, Heru Budi. (Baca: Menyusul Hanura dan Nasdem, PKB Diprediksi Dukung Ahok)

Namun, sebelum dia menerima dukungan dari Hanura dan Nasdem, Basuki juga tampak masih ingin mendapatkan dukungan dari PDI Perjuangan sebagai pemilik kursi terbanyak di DPRD DKI.

Meski begitu, sampai saat ini, PDI Perjuangan belum menentukan keputusannya, apakah akan mendukung bakal calon gubernur yang sudah ada atau mengusung tokoh lain yang dianggap berpotensi melawan Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com