JAKARTA, KOMPAS.com — Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyebut wacana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk kembali menerapkan sistem pelat genap dan ganjil di Jakarta disebut sebagai sebuah kemunduran.
Ketua MTI Danang Parikesit mengatakan, sistem pelat genap-ganjil yang kembali diwacanakan oleh Ahok hanya akan menimbulkan masalah baru, salah satunya akan merebaknya pelat palsu di jalanan Ibu Kota.
Selain itu, sistem itu dari segi administrasi juga lebih rumit dibanding sistem three in one.
"Three in one yang lebih mudah, efektifitasnya rendah. Jadi, kebijakan genap-ganjil tidak perlu diperhitungkan-lah," kata Danang saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/4/2016).
Danang juga menyebut, sebelumnya sistem ini juga pernah diterapkan di beberapa negara, yakni di Korea Selatan dan negara di Afrika, tetapi gagal karena sistem administrasi yang sangat rumit.
"Sistem genap-ganjil merupakan langkah mundur, masa kita mau pakai kebijakan yang sudah gagal," kata Danang. (Baca: Ahok Munculkan Lagi Wacana Penerapan Pelat Ganjil-Genap)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.