Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencegahan Stafsus Ahok, Rumor yang Benar-benar Terjadi

Kompas.com - 08/04/2016, 08:47 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) secara resmi mengajukan pencegahan terhadap Sunny Tanuwidjaja, staf khusus Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, ke luar negeri.

Keputusan itu berlaku selama enam bulan terhitung sejak penetapan pada Kamis (7/4/2016). Tujuan KPK mencegah Sunny ke luar negeri adalah untuk mempermudah pemeriksaannya dalam kasus suap proyek reklamasi yang menjerat Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi.

Sebelum adanya pencegahan itu, rumor mengenai pencegahan Sunny sudah kencang terdengar dalam beberapa hari terakhir. Namun, ketika itu, KPK mengaku belum menetapkan pencegahan ke luar negeri selain kepada Presdir PT Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja dan Chairman Agung Sedayu Group Aguan Sugianto.

Kedua perusahaan itu merupakan pengembang yang terlibat dalam proyek reklamasi di pantai utara Jakarta. (Baca: Ahok Buka-bukaan soal Sunny Tanuwidjaja)

"Belum ada inisial S yang dicegah ke luar negeri. Permohonan KPK ke Imigrasi hanya untuk dua orang tadi," kata Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/4/2016).

Di sisi lain, pengacara Sanusi, Krisna Murti, menyebut Sunny sebagai orang yang mengatur pertemuan antara kliennya dan PT Agung Podomoro Land sebelum operasi tangkap tangan pada Kamis (31/3/2016).

Saat itu, Krisna menyebut Sunny sebagai kerabat Ahok, sapaan Gubernur Basuki. (Baca: Sanusi Sebut Ada Perantara dengan Agung Podomoro)

"Kerabat dekat DKI 1 itu yang akhirnya mengatur pertemuan Sanusi dengan Arisman (Arisman Widjaja, Direktur Utama PT APL)," ujar Krisna melalui pesan singkatnya kepada wartawan, Selasa (5/4/2016).

Menanggapi hal itu, Ahok mengaku sudah berbincang dengan Sunny. Dari perbincangan itu, Ahok menyebut Sunny membantah semua tudingan yang diarahkan kepadanya.

Selain itu, Ahok menganggap pengacara Krisna menyampaikan keterangan yang mengada-ada alias ngarang.

"Aku mana pernah pakai nama Tanuwidjaja. Bu Vero (istri Ahok, Veronica Tan) juga. Istri saya orang Medan, Sunny orang Jakarta. Ngarang-ngarang tuh," kata Ahok di Balai Kota, Selasa malam.

Meski terkesan sangat percaya kepada Sunny, Ahok sempat menyatakan memercayakan sepenuhnya pada hasil penyelidikan KPK. Ia yakin KPK akan bertindak profesional.

"KPK saja suruh telusuri. Kalau nanti banyak yang masuk bagus karena negara ini harus bebas dari korupsi," ucap Ahok.

Mengenai peran Sunny di lingkungan Pemprov DKI, Ahok menyebut Sunny adalah mahasiswa S-3 di salah satu universitas di Illinois, Amerika Serikat. Saat ini, ia diketahui sedang menyusun disertasi.

Disertasinya sendiri membahas mengenai sepak terjang Ahok dalam dunia politik.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com