Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan RS Khusus Kanker dan Jantung Perlu Dibangun di Jakarta

Kompas.com - 20/04/2016, 10:26 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun rumah sakit khusus kanker dan jantung di sebagian lahan RS Sumber Waras, Jakarta Barat. Hanya saja, saat ini, rumah sakit tersebut belum dapat dibangun karena sertifikatmya belum diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Selain itu, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga menemukan indikasi kerugian negara sebesar Rp 191 miliar dalam pembelian lahan tersebut. Namun di balik itu semua, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengungkapkan pentingnya pembangunan rumah sakit khusus kanker dan jantung.

"Tahun ini diprediksi peningkatan penderita kanker di Jakarta itu sekitar 19.000 orang atau 1,9 permil dari jumlah penduduk, untuk Jakarta. Angka ini diperkirakan naik 25-30 persen pada tahun 2025 sanpai 2030, bayangin kalau kita enggak punya rumah sakit," kata Koesmedi, di kantor Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Rabu (20/4/2016).

Sementara di Jakarta, rumah sakit yan menangani penderita kanker adalah RS Dharmais, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dan RSPAD Gatot Subroto.

Rumah sakit tersebut menyediakan alat medis secara lengkap. Mulai dari diagnostik, pembedahan, cairan sitostatika, radioterapi, hingga paliatif.

"Yang sekarang saja antreannya itu 3 bulan sampai 7 bulan, itu baru antrenya," kata Koesmedi.

Sehingga, lanjut dia, pihaknya sedang menata paliatif. Nantinya jika RS khusus kanker dan jantung milik Pemprov DKI Jakarta jadi dibangun, perawatan paliatif tidak hanya ditujukan bagi penderita kanker namun bagi para pasien dengan penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi dengan pengobatan medis.

Nantinya rumah sakit tersebut akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung. Seperti kolam renang, teater, taman, dan lain-lain. Sehingga para pasien yang biasanya hanya kesakitan dan cemas dapat menikmati hidup lebih tenang.

"Coba kamu bayangin kalau kamu kanker terus disuruh tunggu 3-7 bulan baru dirawat. Keburu kanker sudah nyebar kemana-man, enggak bisa ditangani lagi. Dari ketiga rumah sakit itu, paling banyak pasien Jakarta, kira-kira sekitar 55 persen," kata Koesmedi.

Kompas TV Polemik Lahan Sumber Waras (Bag. 2


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com