Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Reklamasi, Nelayan di Pesisir Utara Tangerang Harus Melaut Lebih Jauh

Kompas.com - 22/04/2016, 15:03 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Sebagian besar nelayan di daerah Dadap, pesisir utara Kabupaten Tangerang, mengeluh sekaligus pasrah dengan proyek reklamasi di tempat mereka biasanya melaut untuk mencari ikan.

Dua dari 17 pulau yang direklamasi di Pantai Utara (Pantura) Jakarta memang masuk ke wilayah Pemerintah Kabupaten Tangerang, yaitu Pulau A dan B. Salah satu nelayan yang menceritakan perbedaan sebelum dan sesudah ada proyek reklamasi adalah Udin (46).

Sebelum ada reklamasi di sana, Udin dan nelayan lainnya masih leluasa untuk mencari ikan dan biota laut lainnya. Tidak perlu sampai ke tengah laut pun, nelayan sudah bisa mendapatkan ikan untuk dibawa pulang dan dijual.

Namun, setelah proyek reklamasi berjalan, area yang tadinya menjadi tempat nelayan mencari nafkah, kini berubah menjadi timbunan tanah, pasir, serta bebatuan.

Para nelayan harus melaut lebih jauh, dengan mengeluarkan uang lebih untuk bahan bakar, agar bisa mendapatkan ikan. (Baca: Melihat Suasana Reklamasi di Pesisir Utara Tangerang)

"Dulu, satu liter solar saja sudah bisa bawa pulang ikan sampai 10 kilogram. Kalau sekarang, harus sampai ke tengah (laut), perlu lima liter solar. Tangkapan ikan juga jadi sedikit, bisa sampai satu kilogram saja sudah syukur," kata Udin kepada Kompas.com, Jumat (22/4/2016).

Nelayan lainnya, Asep (50), mengaku hanya bisa pasrah dan tetap melaut seperti biasa. Bedanya, penghasilannya dulu yang cukup besar, kini menjadi sedikit. Ikan-ikan di sana juga jadi sulit ditemukan akibat banyaknya limbah proyek yang dibuang langsung ke laut, di mana dulu masih banyak ikan yang bisa ditangkap di sana.

"Coba lihat, airnya sudah tercemar begini, warnanya hitam. Kotor banget, ikan enggak bisa hidup di sini, bau lagi. Tapi, ya mau gimana lagi," tutur Asep. (Baca: KNTI Sebut Reklamasi Pantai di Tangerang Merusak Lingkungan)

Menurut nelayan di sana, proyek reklamasi Pulau A dan B sudah berlangsung selama setahun lebih. Pengerjaan reklamasi terhitung cepat, terlebih di sebagian Pulau B yang masuk di wilayah DKI Jakarta, terlihat deretan bangunan yang berdiri di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com