JAKARTA, KOMPAS.com — Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Hamdi Muluk menuturkan bahwa elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat ini semakin meningkat.
Menurut Hamdi, peningkatan elektabilitas itu mematahkan anggapan yang menyebut elektabilitas Ahok akan merosot karena mengambil kebijakan tak populer beberapa waktu ini.
"Tetapi, Ahok semakin digempur terus, malah makin naik (elektabilitas dan popularitasnya). Jadi hentikanlah kalau mau menggempur Ahok," kata Hamdi, di kantor Populi Center, Jalan Letjen S Parman, Jakarta Barat, Senin (25/4/2016).
(Baca: Ada Isu Sumber Waras dan Reklamasi, Kepuasan pada Kinerja Ahok Malah Meningkat)
Hamdi menuturkan, lawan politik harus memiliki argumentasi yang kuat sebelum "menyerang" Ahok. Selain itu, argumen yang diungkapkan juga harus dilengkapi data yang jelas dan valid.
"Belakangan ini semakin tidak jelas, mana yang benar-benar kritik atau sekadar hanya untuk menaikkan kredit politik," kata Hamdi.
Hamdi mengatakan, tak ada gunanya menyerang Ahok dengan hal yang tidak substansial. Hal itu ia anggap akan cenderung menjadi fitnah.
"Tetapi, publik melihat apa yang dikerjakan Ahok lebih akuntabel dan bekerja, daripada orang umbar omongan kayak politisi kita. Jadi pemilih kita itu sudah mulai rasional, terutama Jakarta," kata Hamdi.
Berdasarkan survei yang dirilis Populi Center pada April 2016, sebanyak 73,7 persen masyarakat puas dengan kinerja Ahok. Kemudian, 81,5 persen masyarakat puas dengan kepemimpinan Ahok, dan 73,3 persen masyarakat puas dengan kinerja Pemprov DKI Jakarta.
Kepuasan pada kinerja Ahok tetap tinggi meskipun survei dilakukan saat isu dugaan suap reklamasi pantai utara Jakarta, penggusuran Pasar Ikan, dan pembelian lahan RS Sumber Waras tengah mencuat.
Survei ini melibatkan 400 responden di enam wilayah DKI Jakarta dan dilakukan dengan wawancara tatap muka pada 15-21 April 2016.
Ratusan responden ini dipilih secara acak bertingkat atau multistage random sampling, dengan margin of error lebih kurang 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.