JAKARTA, KOMPAS.com — Sejak dibangun pada tahun 2008, Rusun Marunda yang terletak di Cilincing, Jakarta Utara, mengalami perubahan wajah yang signifikan. Rusun yang memiliki 26 blok hunian itu bahkan terlihat seperti sebuah perkampungan di dalam gedung.
Dari pantauan Kompas.com, jika dilihat dari jalan, halaman depan Rusun Marunda dipenuhi rumput hijau hingga pepohonan rindang. Belasan pohon sengaja ditanam untuk memberikan kesan hijau di Rusun Marunda.
Di dalam gedung, ada belasan gerai unit usaha yang sedang menjalankan kegiatan transaksi jual beli. Beberapa di antaranya ada toko pulsa, penjahit baju, hingga rumah makan. Di dalam gedung juga disediakan lahan parkir yang bisa menampung ratusan sepeda motor penghuninya.
Tak hanya itu, pihak pengelola juga menyediakan sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) untuk memberikan pendidikan bagi anak anak warga bekas penggusuran. Selain itu, untuk fasilitas ibadah, ada masjid hingga gereja yang cukup luas untuk menampung puluhan warga untuk beribadah.
Untuk suasana rusun, memang tak berbeda seperti rusun pada umumnya, terlihat berantakan di depan balkon atau di luar jendela karena terbatasnya tempat jemuran bagi 2.500 kepala keluarga (KK) yang tinggal di rusun tersebut.
Jika malam tiba, terlihat warga pergi ke luar rusun untuk membeli makanan karena di depan halaman banyak berjejer gerobak makanan. Di Rusun Marunda, semua warga yang terdampak penggusuran berkumpul. Warga tersebut yaitu warga Kalijodo, Pasar Ikan, Penjaringan, Waduk Pluit, Pinangsia, Ancol, Sumur Batu, dan warga Kolong Tol Pluit. (Baca: Nenek Menangis di Rusun Marunda, Awal "Pembangkangan" terhadap Ahok)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.