Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Warga Bidaracina: Kami Tidak Menolak Pembangunan Sodetan, tetapi...

Kompas.com - 28/04/2016, 17:48 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil warga Bidaracina menyatakan, para warga yang bermukim di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur itu tidak menolak proyek pembangunan inlet (jalur masuk) sodetan Kali Ciliwung menuju Kanal Banjir Timur (KBT). Asalkan, Pemprov DKI memenuhi semua aturan dan memperhatikan hak warga yang terdampak proyek.

Salah satu wakil warga Bidaracina Astriyani mengatakan, Pemprov DKI harus membuka ruang partisipasi baru dengan warga untuk membicarakan masalah pembangunan inlet sodetan tersebut.

"Jadi ya harusnya Pemprov membuka ruang negosiasi, ruang diskusi, membuka ruang musyawarah yang baru, yang diharapkan seperti itu. Karena masyarakat sebenarnya tidak menolak pembangunan," kata perempuan dengan sapaan Astri itu, kepada Kompas.com, saat dihubungi, Kamis (28/4/2016).

Sebab, sebelumnya Pemprov DKI dinilai berlaku sewenang-wenang dalam proyek tersebut. Pemprov terkesan tertutup soal rencana proyek ini dan mengenai dampaknya. Padahal, warga justru berharap Pemprov terbuka, termasuk soal penggantian kepada warga.

"Pemprov harus memperhatikan dampak relokasi, dijelaskan dengan baik, kompensasi yang bisa diberikan, kegiatan yang bisa dilakukan warga untuk meminimalisir dampak, misalnya ekonomi, dampak sosial, karena cukup banyak warga kami yang mata pencahariannya itu di pasar, yang lokasinya dekat rumah sini," ujar Astri.

Warga juga berharap, Pemprov memberikan kepastian soal luas lahan untuk inlet sodeta. Sebab, ada pertanyaan yang muncul di benak warga mengenai perubahan luas lahan untuk pembangunan inlet dari sebelumnya 6.095,94 meter persegi menjadi 10.357 meter persegi.

"Soal perubahan 6.000 meter persegi jadi 10.000 itu kan rawan didompleng oleh pihak lain kan. Itu tidak dijelaskan kenapa luasnya bertambah, batas-batasnya di mana saja, petanya di mana, itu kita sama sekali tidak diinformasikan. Kesannya Pemprov tertutup dalam mengambil kebijakan," ujar Astri.

Padahal, yang terpenting untuk warga menurutnya tanah yang akan dibebaskan itu betul-betul dipakai untuk pembangunan inlet sodetan. Selain terkesan tertutup, Pemprov DKI juga dinilainya ugal-ugalan dalam membuat kebijakan. (Baca: DKI Kalah Lawan Warga Bidaracina di PTUN, Ini Kata Ahok)

"Pertanyaannya, apa yang ditutupi pemprov. Padahal itu dampaknya sangat signifikan (untuk warga)," kata dia.

Atas putusan PTUN yang memenangkan warga dirinya mengatakan warga setempat amat mensyukuri. (Baca: Iritnya Ahok Tanggapi Kekalahan DKI dari Gugatan Warga Bidaracina)

"Ibu-ibu sampai nangis. Walaupun putusan yang dibaca mereka agak bingung ini apa artinya. Karena mereka banyak awam. Begitu dijelaskan mereka sampai nangis di ruang sidang," ujar Astri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com