JAKARTA, KOMPAS.com — Pada 2007, Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso, pernah meresmikan waterway atau moda transportasi air lintas Halimun-Karet sepanjang 1,7 kilometer.
Dinas Perhubungan DKI saat itu sempat mengoperasikan dua unit kapal jenis kerapu di aliran sungai Kanal Banjir Barat tersebut. Namun, beroperasinya waterway itu tidak bertahan lama.
Kini, halte atau dermaga yang digunakan untuk waterway tersebut tak terawat. Salah satunya tecermin di Halte Karet yang terletak di belakang Stasiun Karet.
Kondisi besi penyangga tangga mulai berkarat. Dermaga menuju perahu tampak miring dan reyot. Perahu jenis kerapu pun sudah tak terlihat di sekitar dermaga.
Plang yang dulu bertuliskan "Karet" pun sudah tidak tampak. Yang kini terlihat adalah plang berlatar oranye dengan tulisan "Posko BKB Karet-DK-Badan Air DKI".
Bangunan bergaya khas Betawi yang dulu digunakan sebagai halte itu kini telah berubah fungsi. Halte itu digunakan sebagai tempat petugas UPK Badan Air Dinas Kebersihan DKI Jakarta untuk beristirahat.
"Ini dipakai buat yang pada kerja di sini," ujar Siska, salah satu warga, kepada Kompas.com, Kamis (19/5/2016).
Di halte tersebut tampak beberapa pakaian petugas UPK Badan Air, sarung, tas, dan peralatan lainnya yang digantung. Ada pula kasur dan karpet yang digulung.
Para petugas UPK Badan Air tidak tampak di sekitar halte tersebut. Mereka tengah bekerja membersihkan sungai.
Menurut Saroh, pedagang di belakang Stasiun Karet, halte tersebut kini juga digunakan untuk tidur para petugas UPK Badan Air pada malam hari.
"Iya pada tidur di sana. Kalau yang tinggal di Bekasi kan jauh kalau pulang-pergi. Baru setahun lebihan paling dipakai petugas itu," kata Saroh.
Wanita yang sudah berjualan di sana sejak 2001 itu menyebut, saat waterway masih dioperasikan, banyak sampah di sungai yang menghambat laju perahu.
"Dulu enggak jalan soalnya perahunya macet terus banyak sampahnya," ucapnya.
Kini, setelah ada petugas UPK Badan Air, aliran sungai Kanal Banjir Barat di sekitar Karet sudah bersih. Tidak ada tumpukan sampah yang terlihat di sana. Yang tampak hanyalah sedikit sampah plastik yang terbawa aliran air.
"Sekarang sudah ada pekerja kali sampahnya sudah bersih, tetapi enggak tahu enggak jalan juga (waterway-nya)," ucap Saroh.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sempat melontarkan wacana untuk mengembangkan sarana transportasi sungai di Ciliwung di sekitar Manggarai.
Namun, wacana tersebut langsung dibatalkan karena Ahok, sapaan Basuki, menilai Sungai Ciliwung tidak cocok untuk dijadikan sarana transportasi sungai setelah ia menyusurinya Rabu (18/5/2016) kemarin. Menurut Ahok, aliran Sungai Ciliwung lebih cocok dikembangkan untuk wisata alam.