Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kalau Anda Kayak Begitu, Saya Takut Terima CPNS

Kompas.com - 26/05/2016, 14:02 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nada suara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meninggi ketika didatangi oleh perwakilan guru bantu yan berdemo di Balai Kota, Kamis (26/5/2016) ini. Mereka menuntut diikutsertakan dalam tes computerized asissted test (CAT) calon pegawai negeri sipil (CPNS) DKI Jakarta.

Mendengar tuntutan itu, Ahok justru mengaku takut menerima CPNS seperti para guru bantu tersebut.

"Saya justru jujur ya, kalau anda kayak begitu, saya takut terima CPNS. Mentalnya bukan mau kerja ini, mentalnya mental politik. Dan kalian jangan kira jadi PNS gampang. Ini UU ASN, saya bisa pecat kalian lagi dengan gampang," kata Ahok kesal kepada perwakilan guru bantu.

Kepada guru bantu, Ahok mengaku sudah mengurusi permasalahan ini sejak menjadi anggota Komisi II DPR RI. Bahkan, ia mengaku sempat memarahi mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto terkait guru bantu.

"Di Komisi II, saya sepakat dan konsisten, semua guru bantu harus diterima. Tapi enggak wajar karena DKI (saat itu) enggak terima (guru bantu). Itu kalimat saya waktu masih di Komisi II," kata Ahok.

Ahok menegaskan, honorer dan guru bantu harus melalui tes jika ingin menjadi CPNS. Namun, pemerintah pusat menetapkan kuota pembatasan honorer yang ingin tes CPNS.

Ahok mengaku sudah bersurat kepada Kementerian PAN-RB terkait hal ini. Namun jawabannya kembali mengenai kuota.

"Saya ajak kalian tegakkan kebenaran. Ini bukan, kalian itu yang dibela bukan kebenaran, yang penting sama-sama dapat. Maling (teriak) juga enggak apa-apa, yang penting sama-sama maling, kasarannya gitu lho," kata Ahok.

"Sudah hebat semua? Tes pada enggak lulus kok, fair ini. Jadi tolong kami sudah bilang akan masukin (tes CPNS), tinggal atur-atur administrasi," kata Ahok meninggalkan para perwakilan guru bantu.

Kompas TV Persebaran Guru di Daerah Tak Merata?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Megapolitan
Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Megapolitan
Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Megapolitan
Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Megapolitan
Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com