Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asa Guru Bantu kepada Jokowi

Kompas.com - 02/04/2014, 07:32 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kendaraan dinas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tertahan di gerbang Balaikota, Selasa (1/4/2014) siang. Ratusan orang guru bantu di DKI Jakarta mencegatnya.

Meski kedatangan mereka hanya memberikan dukungan pencapresan Jokowi, mereka juga menaruh harapan agar dapat segera diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS).

Antonius Manurung, Ketua Forum Komunikasi Guru Bantu DKI Jakarta, mengatakan, saat ini ada 5.881 guru bantu di Ibu Kota. Sebagian ada yang telah menjadi guru bantu selama 20 tahun hingga 30 tahun. Para guru bantu tersebut berjuang supaya Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PAN-RB) mengangkat mereka menjadi PNS.

"Kita ini mulai berjuang itu tahun 2003. Tapi, sampai sekarang ini belum selesai-selesai juga," ujar Antonius kepada Kompas.com.

Antonius mengatakan, pihaknya mendapatkan titik terang pada masa kepemimpinan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama. Sebab, hanya pada era kepemimpinan keduanyalah nasib para guru bantu tersebut diperjuangkan hingga pada Kementerian PAN-RB. Sementara, pada kepemimpinan gubernur sebelumnya, ribuan guru bantu itu tidak kunjung mendapatkan kepastian statusnya.

"Dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sebenarnya rampung, tinggal Kementerian PAN saja. Kami ini datang sifatnya mendorong saja supaya Pemprov DKI mendesak Kementerian PAN-RB," ujarnya.

Tanggung jawab Kementerian PAN-RB

Kepala BKD DKI Jakarta I Made Karmayoga menjelaskan bahwa status guru bantu adalah tanggung jawab Kementerian PAN-RB. Jika Kementerian PAN-RB memberikan formasi guru, Pemprov DKI baru menindaklanjutinya dengan menggelontorkan dana bagi mereka. Jika tidak, Pemprov DKI Jakarta tidak dapat berbuat apa-apa.

Dalam APBD 2014 ini, lanjut Made, pihaknya telah menyediakan anggaran untuk tunjangan sebanyak 5.000 guru. Jumlah itu dibagi dengan 1.500 guru dari penerimaan CPNS dan sisanya dari guru bantu. Namun, jika Kementerian PAN-RB tidak mengeluarkan keputusan soal formasi, anggaran tentu tidak dapat terserap.

"Usaha kita sudah pol. Berkali-kali sudah surati Kementerian PAN-RB. Bahkan, kita sering rapat. Dulu sih pernah keceplosan, katanya akan dikasih 3.000 kursi guru bantu. Tapi, hitam di atas putihnya yang belum. Nah, kita kejar lagi saja soal janji dia itu," tutur Made.

Made tak dapat memastikan secara tepat kapan pihaknya bisa mendapatkan keputusan soal berapa jumlah formasi yang diberi Kementerian PAN RB untuk guru bantu di Jakarta. Namun, Made pun tak bisa menjamin lima ribuan itu akan segera diangkat. Kemungkinan bertahap. Paling lama, kepastian didapat usai Pilpres Juli 2014.

Kualitas mengajar

Pengamat pendidikan Universitas Paramadina, Abduh Zen, menilai, peran guru bantu dalam dunia pendidikan sangat penting. Kalau tidak ada guru bantu, pendidikan banyak yang terbengkalai. Oleh sebab itu, ketidakjelasan status mereka harus segera diatasi. Hal itu berimbas pada kesejahteraan guru dan kualitas mengajar.

Pemerintah seharusnya mendata terlebih dahulu berapa sebenarnya jumlah guru bantu di Indonesia. Sebab, angka guru bantu tiba-tiba melonjak saat isu pengangkatan menjadi PNS muncul. Guna pendataan itu, pemerintah mudah memetakan berapa jumlah guru yang dibutuhkan dengan jumlah murid di Indonesia.

"Ini dimaksudkan menyelenggarakan pendidikan yang efektif dan berkualitas. Rasio guru dan murid harus disesuaikan. Jangan sampai terlalu banyak guru dari murid atau sebaliknya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil Untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil Untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com