Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPOM Perketat Pengawasan Pangan pada Bulan Ramdhan

Kompas.com - 09/06/2016, 13:05 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI gencar melakukan pengawasan saat Ramadhan ini. Yang diawasi yakni pangan tidak memenuhi ketentuan dan berbahaya.

Deputi Bidang Pengawasan Keamananan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM, Suratmono, mengatakan, pengawasan dilakukan pada tempat seperti toko, warung, supermarket, hypermarket, pasar tradisional sampai dengan penjual parcel dan tempat berbuka puasa.

Ia mengatakan, target pengawasannya yakni pangan tanpa izin edar, rusak, kadaluarsa, dan jajanan takjil. Dari sidak yang dilakukan mulai 23 Mei sampai 7 Juni 2016, nilai pangan tidak aman yang berhasil disita mencapai miliaran.

"Nilainya hampir Rp 2,5 miliar," kata Suratmono saat jumpa pers di kantor BPOM RI, Jalan Percetakan Negara, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (9/6/2016).

Pihak BPOM masih melakukan pengawasan sampai 9 Juli 2016.

Terkait pengawasan takjil, ia mengaku bekerja sama dengan pemerintah daerah. Di DKI misalnya, pengawasan dilakukan di antaranya di pasar yang kerap menjadi lokasi pusat jualan takjil, misalnya di Pasar Benhil, Jakarta Pusat, di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur dan di Pasar Senen, Jakarta Pusat.

"Kami sudah turun ke lapangan, biasanya melibatkan pemda, karena takjil itukan makanan siap saji, itu sebetulnya domain pemda, tapi kami juga turun," ujar Suratmono.

Sejauh ini, pihaknya belum mengungkap apakah sudah ada temuan kandungan berbahaya pada jajanan takjil. Namun berdasarkan data BPOM, dari tahun ke tahun tren temuan bahan berbahaya pada pengawasan takjil cenderung menurun.

"Kenapa trennya menurun, karena banyak faktor. Pertama kesengajaan, tidak tahu dan tidak peduli. Yang tidak tahu biasanya akan berubah perilaku, yang susah yang tidak peduli, yang perlu kami lakukan law enforcement. Kalau pengusahanya bandel, tidak diindahkan, kami sikat," ujar Suratmono.

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPOM RI, Tengku Bahdar Johan Hamid, khusus penindakan terhadap penjual takjil, pihaknya mencari hulunya atau pembuat bahan berbahaya tersebut, bukan ke pedagang kecilnya.

"Kami enggak menindak yang jual, karena biasanya sudah tua. Kami sita saja dagangannya (takjilnya)," ujar Tengku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com