Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khofifah: Ekstasi Indonesia Disukai karena Racun Tikus dan Gerusan Kaca

Kompas.com - 10/06/2016, 20:02 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Ketua Muslimat Nadhlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa menyebut saat ini Indonesia sudah menjadi negara produsen narkoba. Bahkan, kata dia, reputasi Indonesia sebagai produsen narkoba sudah dikenal di Eropa sejak 20 tahun lalu.

Ia kemudian menceritakan pengalamannya menghadiri konferensi International Narcotics Control Board di Wina, Austria. Saat itu, Khofifah masih menjabat sebagai Ketua Komisi VIII DPR RI.

Menurut Khofifah, ada dua pejabat yang menyebut ekstasi Indonesia sebagai produk yang disukai.

"Dua menteri dari Eropa menyebut ekstasi yang sangat disukai di negerinya adalah ekstasi Indonesia," kata Khofifah saat acara pelantikan Pengurus Wilayah Muslimat Nadhlatul Ulama DKI Jakarta di Balai Kota, Jumat (10/6/2016).

Dalam acara itu juga digelar deklarasi Laskar Anti Narkoba. Menurut Khofifah, alasan disukainya ekstasi dari Indonesia karena adanya campuran racun tikus dan pecahan kaca.

"Karena racun tikus itu kontraksi ke otak cepat. Sedangkan kaca yang digerus ke ususnya yang cepat. Jadi reaksinya yang cepat," ujar Khofifah.

Khofifah menuturkan, pemerimtah Indonesia telat menyadari bahwa negaranya sudah menjadi produsen narkoba. Padahal, kata dia, pada 1987 semua negara anggota ASEAN sepakat untuk fokus pada rehabilitasi bagi pengguna narkoba.

"Sering kali kita sebagai sebuah bangsa itu underestimate. Berpikir ekstasi itu dari luar negeri dan sampai di sini cuma untuk transit. Sering kali kita diberi informasi bahwa ekstasi dari luar negeri cuma mampir ke Indonesia. Padahal kita saat itu sudah menjadi produsen," ujar Khofifah.

Atas dasar itu, Khofifah menginstruksikan agar kader-kader Muslimat NU bisa menjadi pionir dalam pencegahan serta pemberantasan narkoba.

"Ibu-ibu sebagian besar adalah para ustazah. Ustazah-ustazah akan menjadi sinar pencerah," kata perempuan yang juga menjabat sebagai Menteri Sosial ini.

Kompas TV BNN Ringkus Bandar Besar Narkoba
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com