Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Masih Banyaknya Bus AKAP di Terminal Pulogadung

Kompas.com - 16/06/2016, 17:37 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masih banyaknya bus antar kota antar provinsi (AKAP) rute Jawa Tengah dan Jawa Timur yang beroperasi di Terminal Pulogadung disebut disebabkan belum terbitnya Kartu Izin Usaha dan Kartu pengawasan (KIU-KP) dari Kementerian Perhubungan.

Sehingga, KIU-KP yang kini dikantongi operator-operator bus masih KIU-KP untuk Terminal Pulogadung.

Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, belum adanya KIU-KP untuk Terminal Pulogebang inilah yang membuat pihaknya tidak bisa menertibkan bus-bus AKAP rute Jateng dan Jatim yang beroperasi di Terminal Pulogadung.

"Kalau belum ada izin terus kami tertibin kan enggak fair juga," kata Andri usai rapat kerja dengan Komisi B DPRD DKI, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (16/6/2016).

Menurut Andri, rencananya KIU-KP untuk operator bus yang sudah menggunakan izin Terminal Pulogebang akan diserahkannya pada hari ini. Setelah itu, ia akan memberikan tenggat waktu bagi operator agar segera pindah dari Pulogadung ke Pulogebang.

Adapun tenggat waktu yang diberikan paling lambat pada 25 Juni 2016. (Baca: PO Bus yang Tidak Pindah ke Terminal Pulogebang hingga 20 Juni Terancam Ditertibkan)

"Kalau udah ada izin di Pulogebang tapi masih naik turunnkan penumpang di Pulogadung, baru kami tertibkan," ujar Andri.

Terminal AKAP di Pulogebang dilaporkan sudah mulai beroperasi dalam beberapa pekan ini. Untuk tahap awal, terminal dioperasikan untuk bus-bus AKAP rute Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dengan demikian, tidak boleh ada lagi bus-bus AKAP rute Jateng dan Jatim yang beroperasi di terminal lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com