JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan ranjau paku di sepanjang Jalan Daan Mogot hingga Harmoni sudah diketahui oleh para relawan ranjau paku dari komunitas Saber (Sapu Bersih). Salah seorang pendiri Saber, Siswanto, mengungkapkan bagaimana pola yang dipakai para penyebar ranjau paku itu.
"Oknum nyebar ranjau paku pertama kali waktu pagi-pagi buta. Mereka ngincar orang-orang yang baru berangkat kerja. Nanti pas jam pulang kerja, disebar lagi," kata Siswanto ketika berbincang dengan Kompas.com, Jumat (17/6/2016).
Berbagai cara mereka gunakan agar aksinya tidak ketahuan orang lain. Menurut Siswanto, kadang-kadang paku dimasukkan ke dalam kantong plastik hitam lalu kantong itu sengaja dijatuhkan di jalanan. Kantong plastik itu nantinya akan terlindas oleh kendaraan sehingga paku-paku di dalamnya akan tersebar di ruas jalan.
"Ada juga yang pakunya dimasukkan ke dalam kotak korek api, lalu dijatuhin begitu saja. Saya pernah pergok ada yang kayak begitu, pas dicek, ternyata benar isinya paku semua," tutur Siswanto.
Saat masa puasa seperti sekarang, penyebar paku melancarkan aksinya lebih awal, mengikuti jam pulang kerja para karyawan.
Pada Jumat pagi, sejumlah pengendara sepeda motor mengeluhkan kondisi jalan di sepanjang Jalan Daan Mogot hingga Harmoni, termasuk di ruas Jalan KH Hasyim Ashari, Jalan Gajahmada, Jalan Hayam Wuruk, Jalan Veteran, hingga Jalan Medan Merdeka Utara yang dipenuhi ranjau paku. Para pengendara yang terkena terpaksa menuntun sepeda motornya hingga ke tempat tukang tambal ban terdekat.
Di sepanjang pinggir jalan-jalan itu memang banyak tukang tambal ban. Jarak antara tukang tambal ban yang satu dengan tukang tambal ban lainnya tidak terlampau jauh, hanya sekitar 500 meter hingga satu kilometer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.