Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemudik Bersepeda Motor Masih Ramai Melintasi Kawasan Bogor

Kompas.com - 05/07/2016, 08:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sehari menjelang hari raya Idul Fitri 1437 Hijriah terlihat masih ada pemudik bersepeda motor yang melintasi Kota Bogor, Jawa Barat.

Pemudik bersepeda motor ini datang dari arah Jakarta melalui Jalan Raya Bogor, Sentul, dan juga dari arah Barat yakni Parung, Leuwiliang. Mereka bergerak ke arah yang sama yakni jalur Selatan menuju Puncak.

Kepala Satlantas Polres Bogor Kota AKP Irwandi menyebutkan, jumlah pemudik sepeda motor melintasi Kota Bogor meningkat sejak H-3 Lebaran. Diprediksi, hingga malam nanti masih terlihat.

"Pemudik sudah ramai melintas pada H-3 mereka banyak memanfaatkan waktu pagi untuk berangkat mudik menuju Selatan, mereka biasanya berangkat tengah malam dan sahur di jalan, sehingga masuk ke Bogor pagi hari," katanya.

Menurut Irwandi, pemilihan waktu pagi hari sangat tepat mengingat cuaca cukup mendukung bagi para pemudik untuk dapat melanjutkan perjalanan ke kampung halaman.

"Karena malam hari sering hujan, jadi mereka lebih memilih berangkat pagi, selain udaranya enak, juga suasananya tidak macet kalau berangkat sore ataupun malam," katanya.

Ia mengatakan, Kota Bogor menjadi jalur alternatif bagi para pemudik sepeda motor yang ingin mudik ke wilayah Selatan. Tujuan mereka biasanya, Bandung, Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Cilacap dan tembus ke Jawa.

"Pemudik motor kalau tidak lewat Pantura, mereka memilih lewat Bogor untuk menggunakan jalur Selatan," katanya.

Jumlah pemudik sepeda motor yang melintas Kota Bogor terlihat melintasi Jalan Padjajaran, lalu menuju Jl Raya Tajur, ke araha Ciawi, lalu menuju Puncak.

Para pemudik ini memiliki ciri khas, mereka membawa serta barang bawaannya untuk keperluan mudik di atas kendaraan roda doa.

Kebanyakan pemudik ini berpasang-pasangan, bahkan ada yang membawa serta anak dan istrinya. Mereka juga memodifikasi kendaraannya menggunakan kayu untuk mengangkut barang bawaannya. Ada juga yang hanya membawa tas ransel.

Biasanya barang yan dibawa berupa pakaian yang akan digunakan selama di kampung halaman. Tidak jarang juga ada yang membawa paket Lebaran yang akan dibagikan kepada sanak saudara.

Salah seorang pemudik yang ditemui sedang beristirahat di Jl Raya Tajur mengaku kebiasaan mudik ke kampung halam di Garut sudah menjadi tradisi. Menggunakan sepeda motor karena belum memiliki mobil pribadi.

"Kalau mudik pakai motor lebih ringkas, kalau mau ke mana-mana saat Lebaran nggak perlu keluar ongkos lagi," kata Setiawan yang mudik bersama istrinya.

Menurut Setiawan, karena sudah terbiasa mudik menggunakan motor, ia pun memperhatikan keselamatan diri. Barang yang dibawa tidak terlalu banyak, sebagian ada yang dipaketkan melalui bus mudik Lebaran. Sehingga, ia lebih santai dalam perjalanan.

"Kalau di jalan jangan terlalu memaksakan diri, kalau terasa sudah lelah pasti berhenti dan istirahat dulu di SPBU atau di Masjid," katanya.

Hingga pukul 07.00 WIB, pemudik sepeda motor masih terlihat melintasi wilayah Kota Bogor. Diperkirakan, mereka masih akan melintas hingga malam takbiran nanti.

Kompas TV Ratusan Pemudik Padati Pelabuhan Tanjung Kendal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' Hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" Hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Megapolitan
Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Megapolitan
Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Megapolitan
Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Megapolitan
Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Megapolitan
Muncul Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Pelajar SMK Lingga Kencana

Muncul Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Pelajar SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Seleksi Mahasiswa Baru STIP Ditunda, Calon Taruna: Jangan Sampai Pak Menteri Hancurkan Mimpi Kami

Seleksi Mahasiswa Baru STIP Ditunda, Calon Taruna: Jangan Sampai Pak Menteri Hancurkan Mimpi Kami

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Kemenhub Tinjau Ulang Moratorium Seleksi Mahasiswa Baru

Orangtua Calon Taruna Minta Kemenhub Tinjau Ulang Moratorium Seleksi Mahasiswa Baru

Megapolitan
436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna hingga Tewas

436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com