Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jika Terjadi Kebakaran, Secepat Mungkin Kami Capai, Apakah Itu di Kawasan Elite atau Kumuh"

Kompas.com - 09/07/2016, 09:45 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam memadamkan api, petugas pemadam kebakaran tak pernah membedakan-bedakan kawasan elite atau permukiman kumuh.

Setidaknya demikian yang disampaikan Tarji, seorang petugas pemadam kebakaran dari Sektor 2 Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

"Kami tidak punya skala prioritas. Secepat mungkin kami capai, apakah itu kawasan elite atau daerah permukiman warga," ujar Tarji kepada Kompas.com, Jumat (8/7/2016).

(Baca juga: Cerita Para Pemadam Kebakaran, dari Dicurigai Bawa Bensin hingga Padamkan Api di Kalijodo)

Laki-laki yang bertugas sebagai pemadam kebakaran selama 30 tahun ini menepis anggapan yang menyebutkan bahwa pemadam kebakaran bereaksi lebih cepat ketika memadamkan api di kawasan elite dibandingkan dengan kawasan kumuh atau kawasan padat penduduk. 

Tarji pun menegaskan bahwa anggapan itu salah. Pihaknya tak pernah membedakan lokasi terjadinya kebakaran.

Diakui Tarji, memadamkan kebakaran di kawasan elite lebih mudah dibandingkan di kawasan padat penduduk.

Sebab, menurut dia, akses di kawasan elite yang luas dan cenderung terbuka itu memudahkan petugas untuk masuk ke lokasi kebakaran.

Selain itu, mayoritas bangunan di perumahan elite menggunakan beton atau bahan yang membuat api tidak cepat merambat.

(Baca juga: Kemacetan Jadi Kendala Pemadam Kebakaran Saat Ingin Padamkan Api)

Sementara itu, di kawasan kumuh, banyak warga yang menghalangi jalan petugas ke lokasi kebakaran. Belum lagi kendaraan yang parkir sembarangan di bahu jalan.

Tarji juga mengatakan, bangunan di daerah kumuh padat menduduk mayoritas menggunakan kayu yang membuat api cepat merambat.

Selain itu, lanjut dia, masih ada anggapan di masyarakat bahwa petugas pemadam kebakaran harus dibayar.

"Itu pemikiran yang salah, enggak usah takut. Petugas itu gratis. Namun, kalau kamu telepon, kami akan telepon balik untuk memastikan benar terjadi kebakaran. Soalnya, ada saja orang iseng yang nelfon kalau ada kebakaran, padahal tidak ada," ujar Tarji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Megapolitan
Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Megapolitan
4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

Megapolitan
Ketua DTKJ Daftar Cawalkot Tangerang, Janjikan Integrasi Bus Tayo dengan KRL dan Transjakarta

Ketua DTKJ Daftar Cawalkot Tangerang, Janjikan Integrasi Bus Tayo dengan KRL dan Transjakarta

Megapolitan
Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Diserang Begal dengan Diterima Jadi Polisi

Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Diserang Begal dengan Diterima Jadi Polisi

Megapolitan
Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Megapolitan
Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Megapolitan
4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

Megapolitan
Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Megapolitan
Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota Polri

Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota Polri

Megapolitan
5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com