JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tetty Manurung mengatakan, pihaknya sudah mencurigai bahwa Rumah Sakit Hosana Medika menggunakan vaksin palsu.
Kecurigaan itu muncul sebelum Kementerian Kesehatan merilis daftar rumah sakit pengguna vaksin palsu.
"Khusus untuk Hosana Medika, sebelum ada pengumuman kemarin oleh Kementerian Kesehatan, kami sudah mencurigai," ujar Tetty di Kantor Wali Kota Bekasi, Jumat (15/7/2016).
Kecurigaan itu berdasarkan hasil sidak yang dilakukan Dinkes Kota Bekasi di RS Hosana Media pada 24 Juni 2016.
(Baca juga: Kabareskrim: Tak Menutup Kemungkinan Distribusi Vaksin Palsu Menyebar ke Daerah Lain)
Dinkes Bekasi menemukan faktur pembelian vaksin dari distributor tidak resmi.
"Sudah ada berita acaranya bahwa Rumah Sakit Hosana Medika sudah memesan dari distributor yang tidak resmi," kata dia.
Setelah melakukan sidak, pihak Dinkes Bekasi sempat datang lagi ke rumah sakit tersebut.
Namun, menurut dia, ketika itu tidak ada pihak manajemen rumah sakit yang bisa ditemui.
"Kami sudah melihat fakturnya ada pembelian ke Azka Medika. Begitu besoknya kami datang lagi, orangnya enggak ada," tutur Tetty.
Tetty pun mengaku belum menindaklanjuti kecurigaan tersebut setelah hari itu karena banyaknya rumah sakit yang disidak.
Dinkes Bekasi juga tidak mengumumkan kecurigaan terhadap RS Hosana Medika karena menunggu pengumuman resmi dari Kementerian Kesehatan.
"Namun, kami tidak mengumumkan karena menunggu pengumuman resmi dari pemerintah," ucap dia.
Adapun RS Hosana Medika merupakan salah satu RS yang menurut rilis Kementerian Kesehatan menggunakan vaksin palsu.
Selain RS Hosana Medika, ada 13 RS dan 8 klinik yang juga dinyatakan terbukti menggunakan vaksin palsu.
(Baca juga: Ini Penjelasan RS Harapan Bunda kepada Orangtua Terkait Vaksin Palsu)