Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Vaksin Palsu, Warga Tidak Puas dengan Pernyataan RS Harapan Bunda

Kompas.com - 15/07/2016, 16:09 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan warga yang mendatangi RS Harapan Bunda, Kramatjati, Jakarta Timur, nampak tidak puas dengan pernyataan pihak rumah sakit. Warga juga kecewa dengan penjelasan yang disampaikan pihak rumah sakit.

Dalam pertemuan dengan ratusan warga di halaman parkir rumah sakit, warga memprotes beberapa hal dari pernyataan yang disampaikan. Pertama warga tidak percaya dengan pernyataan pihak rumah sakit bahwa vaksin palsu itu hanya terjadi pada periode Maret-Juni 2016.

"Kalau statement Bapak itu asli dan bukan, itu bukan bapak, yang bisa menyatakan itu asli atau bukan dari independen atau satgas. Jadi kalau kami pribadi kami dengar bahwa vaksin palsu itu sejak 2003," kata salah satu perwakilan warga, kepada pihak rumah sakit, Jumat (15/7/2016).

Warga lain juga menimpali, bahwa praktik pembelian vaksin melalui jalur belakang lewat suster sudah terjadi sejak anaknya divaksin di RS tersebut pada 2015.

"Tolong sebutkan dengan jelas, siapa pegawai atau oknum yang terlibat, jangan ditutup-tutupi. Kalau Bapak tutup-tutupi ada kesan bapak terlibat," seru warga lainnya.

Warga juga mendesak agar pihak RS Harapan Bunda memberikan cek medis ulang secara gratis dan memberikan vaksin ulang. Selain itu, mereka juga menuntut agar tata cara melakukan reimbursement dijelaskan.

"Bagaimana dengan efek samping terhadap anak kami?" tanya warga lainnya.

Anggota Komite Medis RS Harapan Bunda Harmon Mawardi mengatakan, tidak ada efek samping dari pemberian vaksin yang terindikasi palsu. Sebab, menurutnya vaksin itu hanya mengandung cairan infus.

"Saya menyimak IDI dan (Badan) POM bahwa yang disuntikan itu mengandung cairan infus. Kalau misalnya dia tidak seteril akan terbukti efek sampingnya satu dua hari misalnya demam. Ternyata tidak ada," ujar Harmon.

Artinya, menurut dia pasien bisa melakukan vaksin ulang untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Pihaknya menjamin, vaksin yang dibeli dari RS bukan melalui perawat merupakan asli.

"Artinya saya mengutip yang dinyatakan Kemenkes selama itu diambil dari distributor, itu asli," ujar Harmon.

Adapun jenis vaksin yang terindikasi palsu menurutnya merek Pediacel. Namun, ratusan warga yang berkumpul tetap tidak puas dengan penjelasan pihak rumah sakit. Tanya jawab antara warga dengan pihak rumah sakit pun berlangsung alot. Kepolisian dan petugas keamanan RS pun melakukan pengawalan. (Baca: DKI Buka Posko Pengaduan Vaksin Palsu di Tiap Puskesmas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar 'Study Tour', DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar "Study Tour", DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Megapolitan
Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Megapolitan
Tak Larang Sekolah Gelar 'Study Tour', DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Tak Larang Sekolah Gelar "Study Tour", DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Megapolitan
Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Megapolitan
Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Megapolitan
Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Megapolitan
Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Megapolitan
Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Megapolitan
Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Megapolitan
Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Megapolitan
Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Megapolitan
Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Megapolitan
Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com