Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kakak Tega Membacok Adik hingga Tewas

Kompas.com - 18/07/2016, 15:31 WIB

TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Percekcokan berujung maut terjadi pada akhir pekan lalu. Diduga dipicu perselisihan keluarga, seorang kakak tega membacok adiknya hingga tewas di Kota Tangerang Selatan.

Kejadian pada Jumat (15/7/2016) dini hari itu melibatkan dua kakak-beradik, yakni Syarif Hidayat (25) dan Andri Hidayat (20), warga Jalan WR Supratman, Gang Kramat, Kelurahan Rengas, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Andri tewas setelah kakaknya menyabet lehernya dengan kapak.

”Saat ini pelaku sudah diamankan di Polsek Ciputat dan masih terus menjalani pemeriksaan intensif,” kata Kepala Sub-Bagian Humas Polres Kota Tangerang Selatan Ajun Komisaris Mansuri, Minggu (17/7).

Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, kejadian itu terjadi sekitar pukul 03.00. Awalnya, Syarif dan rekannya, Adult (25), sedang nongkrong di ujung gang tak jauh dari rumah mereka. Setelah selesai, keduanya pulang ke rumah masing-masing.

Menurut Kepala Polsek Ciputat Ajun Komisaris Tatang Syarif, berdasarkan olah TKP diketahui bahwa saat Syarif berjalan pulang itu dari belakang datang Andri yang membawa kapak dan langsung menyerang.

Syarif melawan dan bisa merebut kapak dari tangan Andri. Ia pun langsung membalas menyabetkan kapak ke adiknya itu. Kapak mengenai leher korban yang langsung tersungkur.

”(Andri) luka di bagian leher belakang kepala kanan selebar 10 sentimeter,” kata Tatang.

Korban sempat dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan. Namun, sejam kemudian, korban mengembuskan napas terakhir di rumah sakit.

”Kasus penyerangan yang dilakukan korban kepada pelaku masih diselidiki. Namun, informasi awal keduanya sering cekcok dan adu mulut,” tutur Mansuri.

Pengamanan kurang

Sementara itu, dalam rekonstruksi kasus kaburnya narapidana di Rumah Tahanan (Rutan) Salemba, Jakarta Pusat, Minggu (17/7), terungkap bahwa pengamanan rutan tersebut masih kurang.

Kurangnya petugas dan alat pengamanan, seperti Rutan juga masih kekurangan alat pengaman, yakni CCTV dan pemindai jari, menjadi salah satu penyebab kaburnya Anwar (24) (24), seorang terpidana penjara seumur hidup dalam kasus pemerkosaan dan pembunuhan, 7 Juli.

Anwar melarikan diri dengan menyamar sebagai perempuan. Ia mengenakan gamis, kerudung, dan pemulas bibir yang dibawakan istrinya, Ade Irma Suryani (22). Anwar ditangkap kembali di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Kamis (14/7).

 Kepala Rutan Salemba Satriyo Waluyo mengakui jumlah petugas pengamanan rutan masih jauh dari ideal. ”Untuk penjagaan, idealnya kami punya 125 orang, tetapi kami hanya punya 27 orang,” katanya, kemarin.

Menurut dia, pada 7 Juli saat Anwar kabur, hanya ada sekitar 10 petugas di lapangan tempat Anwar berada. Padahal, ada sekitar 3.600 orang yang memadati lapangan itu karena bertepatan dengan hari raya Idul Fitri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com