Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSIA Mutiara Bunda Mengaku Beli Vaksin dari Distributor Tidak Resmi

Kompas.com - 18/07/2016, 17:00 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda mengakui selama ini membeli vaksin dari distributor tidak resmi.

Selain membeli dari distributor yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka yaitu CV Azka Medika, RSIA Mutiara Bunda juga membeli dari distributor tak resmi melalui freelance bernama Narto.

"Belum dapat dipastikan pembeliannya sejak kapan. Enggak pasti palsu vaksin yang dibeli bukan dari CV Azka atau dari Narto. Itu yang menjadi persoalan sedang diperiksa semua data oleh Bareskrim," kata Juru Bicara RSIA Mutiara Bunda Taufik Nugraha, Senin (18/7/2016).

Pihak rumah sakit belum bisa menyebutkan sejak kapan menggunakan vaksin itu. Adapun pengakuan ini pertama kali disampaikan oleh pimpinan rumah sakit, dr Toniman. Ia memang biasa membeli vaksin kepada satu pihak yang disebut sebagai freelance.

Pertimbangan untuk membeli vaksin tersebut karena ketersediaan stok yang cukup dan harga yang relatif murah.

Dokter Toniman tidak hadir dalam pertemuan hari ini. Menurut Taufik, dia masih fokus pada pemeriksaan oleh BPOM dan Kementerian Kesehatan.

Salah satu vaksin dari distributor tak resmi itu yang sudah terbukti palsu berdasarkan uji BPOM pada 23 Juni 2016 adalah Vaksin Tripaceal produksi PT Sanofi Pasteur.

Vaksin tersebut seharusnya mengandung Toksoid Difteri, Toksoid Tetanus dan vaksin Hepatitis B. Namun, dalam uji laboratorium hanya mengandung Na dan Cl serta Vaksin Hepatitis B.

Para orangtua pun terus menananyakan kepastian soal vaksin lainnya. Seperti Yuli yang mengatakan kedua anaknya yang divaksin BCG di RSIA Mutiara Bunda, baru saja didiagnosa dengan flek paru.

"Anak saya batuk terus enggak sembuh-sembuh, padahal sudah divaksin BCG, malah kena flek," kata Yulis.

Orangtua lainnya Rini, minta pihak rumah sakit membuka faktur pembelian vaksin sejak rumah sakit pertama kali berdiri.

"Kita perlu tahu distributornya dari mana saja, soalnya kan nggak resmi," kata Rini.

Kompas TV Warga Protes RS Tidak Beri Penjelasan Vaksin Palsu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com