Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Berusaha Bentuk Koalisi Besar pada Pilkada DKI

Kompas.com - 03/08/2016, 09:25 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) berambisi untuk membentuk koalisi besar pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Ambisi itu mulai diperlihatkan PDI-P dengan menjalin komunikasi dengan berbagai partai politik.

Dalam komunikasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada Selasa (2/8/2016) kemarin, PDI-P dengan tegas mengajak PKB untuk berkoalisi. Pertemuan selama kurang lebih satu jam itu menghasilkan kesepakatan untuk membentuk koalisi besar.

"Kami sepakat untuk berkoalisi besar. Kenapa? Kami tak hanya ingin memenangkan pertarungan. Setelah menang, gubernur kan punya mitra kerja, kawan di legislatif. Supaya gubernur didukung banyak kekuatan politik," kata Plt Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta, Bambang DH di kantor DPW PKB DKI Jakarta, Paseban, Senen, Jakarta Pusat, Selasa.

Bambang mengungkapkan, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan berbagai partai seperti Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN). Dalam komunikasi itu, PDI-P menyatakan niat untuk membentuk koalisi besar.

Koalisi besar, kata Bambang, memiliki tujuan sendiri. Salah satunya memunculkan pertarungan head to head atau hanya ada dua pasangan calon pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Dengan dibentuknya koalisi besar, kemungkinan head to head pun kian besar.

Namun Bambang tak ingin menyebutkan siapa calon gubernur yang akan head to head dalam Pilkada DKI Jakarta.

"Sangat mungkin dan tinggi ada kemungkinan head to head juga. Itu strategi bagus," katanya.

Menurut PDI-P, keuntungan jika terjadi head to head adalah pilkada tak perlu digelar dua putaran.

Pilkada DKI berpotensi digelar dua putaran jika diikuti oleh lebih dari dua pasangan calon dan perolehan suara tak mencapai 50 persen plus satu.

"Kalau iya (head to head) sangat cantik ini," ungkap Bambang.

Kompas TV PDI-P Berkoalisi dengan PKB di Pilkada DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com